Kompas TV olahraga kompas sport

Kasus Covid-19 Melonjak di Liga 1, PT LIB: Pertandingan Tidak Boleh Berhenti Mendadak

Kompas.tv - 5 Februari 2022, 16:43 WIB
kasus-covid-19-melonjak-di-liga-1-pt-lib-pertandingan-tidak-boleh-berhenti-mendadak
Ilustrasi Liga 1 2021-2022. (Sumber: KOMPAS.com /SUCI RAHAYU)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Edy A. Putra

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Desakan agar PT LIB (Liga Indonesia Baru) menunda gelaran Liga 1 mulai menyeruak dalam beberapa hari terakhir.

Penyebabnya adalah kasus Covid-19 di Liga 1 melonjak tinggi.

Sudah dua pertandingan resmi ditunda dan ratusan pemain terinfeksi COVID-19.

Laga Persib Bandung melawan PSM Makassar pun ditunda setelah Maung Bandung hanya memiliki 13 pemain yang tersisa.

Sesuai pasal 52 ayat 7 regulasi Liga 1 2021-2022, setiap klub yang bakal bertanding wajib memiliki 14 pemain.

Jika kurang, maka akan diadakan pertemuan darurat untuk menentukan status pertandingan.

Direktur PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, mengungkapkan pihaknya selalu mendengar masukan termasuk permintaan menunda kompetisi.

"Kami mendengar semua masukan dan saran juga, tetapi kami tidak semata-mata membuat keputusan, harus diperhitungkan. Seperti mobil, tidak boleh berhenti mendadak karena banyak barang pecah makanya hati-hati."

"Kalau menginjak rem harus tepat, tidak boleh asal," ujar Akhmad saat dihubungi awak media, Jumat (4/2/2022) dikutip dari BolaSport, Sabtu (5/2/2022).

Baca Juga: Kasus Positif Covid 19, PT LIB Tunda Laga PERSIB VS PSM

Akhmad juga menyatakan PT LIB melakukan evaluasi terkait sistem bubble yang diterapkan di Liga 1.

"Kami tracking dan tracing dulu karena pergerakan varian Omicron ini dinamis."

"Aneh juga, karena yang ini kena, yang itu tidak kena. Yang dekat tidak kena, malah yang jauh kena. Kami terapkan sistem bubble di setiap akomodasi," ucapnya.

Karena itu, opsi penundaan bisa jadi diambil oleh PT LIB untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi.

"Ya, kami lihat salah satu opsi ditunda, tetapi ditundanya juga harus dihitung berapa lama, persiapannya berapa lama."

"Untuk itu kami tracking dan tracing terus pergerakan pemain ke mana saja, kalau ke pertandingan juga harus kami pantau. Karena ini bubble to bubble, bukan semi-bubble," katanya.

Opsi lainnya yang diberikan Akhmad adalah pemindahan venue pertandingan dari Bali.

Baca Juga: PT LIB Paksa Persikabo Main dengan 12 Pemain, Liestiadi: Kecewa, Semangat Kompetisi Sudah Hilang

"Memindahkan tempat itu juga harus dilihat dulu, izin bagaimana, venue-nya bagaimana."

"Setiap kami mau buat pertandingan harus verifikasi dulu dan malah bisa ada penundaan lagi. Lokasi yang kami tuju pun harus dilihat juga, kalau kasus Omicron-nya banyak, ya sama saja," ujarnya.

Sementara itu, dokter tim Persib, Rafi Ghani, sependapat dengan usulan dari Direktur PT LIB.

Menurut Rafi, varian Omicron dapat menular dengan cepat dan harus segera diputus dengan tepat serta cepat.

"Saya seorang dokter. Kalau dari segi keselamatan dan kesehatan, rantai penyebaran harus diputus. Saya setuju bahwa berhentikan saja 10-14 hari karena tiap hari ada positif meskipun sudah ada yang negatif ya."

"Walaupun memang tidak separah Delta, karena hanya gejala ringan kemudian diisolasi sembilan hari sudah negatif," ujar Rafi.

Namun, Rafi juga setuju jika Liga 1 tetap berjalan, maka protokol kesehatan yang ketat dan sistem bubble harus diterapkan.

Hal ini wajib dilakukan untuk mengantisipasi penularan varian Omicron yang tidak terkendali.

"Kami selama ini sudah ketat, hanya sudah ada transmisi (dari tim) jadi bukan karena prokes tidak ketat."

"Misal ada tiga orang sudah diisolasi, ternyata sudah ada penyebaran jadi ditemukan lagi ada yang positif. Selama ini kami tidak ke mana-mana," ucapnya.

Baca Juga: Alasan Pemain Liga 1 yang Positif Covid-19 Tak Diumumkan, Satgas: Privasi dan Kode Etik!




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x