Kompas TV nasional politik

3 Menteri yang Layak di Ganti Versi Politisi PKB

Kompas.tv - 4 Juli 2020, 19:23 WIB
3-menteri-yang-layak-di-ganti-versi-politisi-pkb
Para menteri Kabinet Indonesia Maju serta pejabat setingkat menteri yang diperkenalkan Presiden Joko Widodo ke masyarakat sebelum acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPASTV – Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menilai tiga menteri di Kabinet Indonesia Maju ini layak untuk di ganti.

Pertama yakni Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto. Maman menilai Terawan lebih cocok menjadi pengajar dibanding duduk di kementerian.

Maman mengklaim publik juga sependapat jika Presiden Jokowi mengganti Terawan. Terlebih Presiden Jokowi telah terang-terangan menyoroti penyerapan anggaran bidang kesehatan jauh dari yang diharapkan. Dari anggaran Rp75 triliun baru terserap 1,53 persen.

Baca Juga: Terancam Reshuffle, Istri Mensos Yakin Menteri Kabinet Indonesia Maju Sudah Bekerja Maksimal

"Publik sebenarnya sudah sangat tahu, ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kiai malah menjadi menteri. Menteri Kesehatan maksudnya," ujar Maman dalam diskusi bertajuk "Menanti Perombakan Kabinet", Sabtu (4/7/2020).

Menteri yang kedua yakni Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Ia menilai Fachrul tidak peka terhadap situasi yang sedang terjadi saat ini.

Menurut Maman, di tengah pandemi Covid-19, kementerian yang dipimpin Fachrul Razi malah meminta anggaran tambahan.

“Kita sisir programnya, tidak satu pun menyentuhkan pandemi. Saya sebutin itu Menteri Agama. Kementerian Agama tidak punya sense of crisis. Padahal, saya bilang yang paling terdampak adalah kelompok kiai, ustaz," ujar Maman.

Baca Juga: Terawan Bungkam Saat Ditanya Soal Reshuffle Kabinet

Menteri selanjutnya yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.

Menurut Maman, program belajar jarak jauh di bawah Mendikbud tidak menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia selama pandemi Covid-19.

"Belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah, karena karena terjadi loss education dan loss generation," ujarnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya akan  melakukan perombakan kabinat atau reshuffle  Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni 2020.

Baca Juga: Amien Rais Ingatkan Jokowi Usai Ancam Reshuffle: Ingatlah Nasib Pak Harto Ditinggalkan Menterinya

Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Langkah tersebut dilakukan lantaran Presiden Jokowi menilai para menteri di Kabinet Indonesia Maju masih bekerja secara biasa dan menganggap normal masa krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19.

Padahal, beberapa kali Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, agar dampak tidak berkepanjangan.

Jika para menteri masih berkerja biasa-biasa saja dan menganggap krisi yang terjadi saat ini adalah hal normal maka Presiden Jokowi tidak segan untuk mengambil langkah tegas.

Baca Juga: Protes PPDB Jakarta Terus Berjalan, Nadiem Makarim: Saya akan Berdiskusi dengan Dinas Terkait

Bisa membubarkan lembaga, bisa perombakan kabinet atau apa saja agar Indonesia tidak jatuh dalam ancaman krisis akibat pandemi Covid-19.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," tegas Presiden Jokowi.

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x