Kompas TV nasional berita kompas tv

Ini Penyakit Pascabanjir, Gejala dan Pencegahannya

Kompas.tv - 4 Januari 2020, 17:39 WIB
ini-penyakit-pascabanjir-gejala-dan-pencegahannya
Banjir yang menggenangi daerah Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur mulai surut pada Kamis 2 Jan 2019. (Sumber: RINDI NURIS VELAROSDELA KOMPAS.COM)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bencana Banjir yang melanda Jabodetabek tidak hanya menimbulkan kerugian materil dan korban jiwa. Ancaman penyakit pascabanjir membayangi para pengungsi.

Penyakit yang timbul pascabanjir seperti flu, demam, diare, tifoid, Ispa hingga Leptospirosis dapat dicegah dengan cara mudah. 

Seperti mengenakan masker saat membersihkan rumah pasca banjir, mencuci tangan dengan sabun hingga menghindari anak untuk bermain air banjir.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dr Moh. Adib Khumaidi menjelaskan sejumlah penyakit pascabanjir. Diantaranya;


Diare 

Diare dapat disebabkan dari konsumsi makanan dan minuman serta kebersihan yang kurang higienis terutama selama banjir. 

Saat banjir berlangsung banyak tumpukan sampah dan kotoran bercampur ke dalam rumah dan menempel di tubuh. Para pengungsi korban banjir juga bisa terkena diare. Faktor pendorongnya yakni, kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk dan sulitnya mendapat air bersih.

Ingat, jangan anggap enteng diare sebab, saat diare tubuh kekurangan cairan yang mengakibatkan semua organ akan mengalami gangguan bahkan bisa membahayakan jiwa. Untuk anak-anak diare akan semakin berbahaya.

Gejala umum diare yakni perut mulas, tinja encer atau berdara serta mengalami pusing, lemas, dan kulit kering akibat dehidrasi. Penderita diare disarankan untuk meminum cairan elektrolit, guna mengganti cairan tubuh yang hilang. Untuk pengobatan dapat mengkonsumsi obat anti diare atau tetaskan beberapa kali cuka apel sebelum meminum air mineral.

 

Asam Lambung dan Migren 

Korban banjir yang tidak mengonsumsi makanan sesuai gizi dan tidak makan tepat waktu dapat mengalami asam lambung dan migren. Penderita asam lambung dan migren umumnya banyak dialami oleh korban banjir usia produktif dan lansia.

Gejalanya penyakit asam lambung yakni merasakan seperti terbakar di dada. Ada juga penderita yang mengeluh mulut terasa asam ganguan pencernaan, mual hingga sesak napas. Sementara gejala migren kepala terasa berdenyut pada satu sisi saja. Untuk obat asam lambung dan migren mudah didapat di apotek serta toko swalayan.

 

Infeksi kulit 

infeksi kulit terjadi akibat paparan dengan air banjir yang bercampur dengan kotoran manusia, hewan, juga sampah dan lumpur.

 

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA disebabkan oleh udara dingin bercampur dengan air beraroma kotor selama banjir berlangsung. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.

Tindakan pencegahan utama ISPA sangat mudah, yakni menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti mencuci tangan setelah membersihkan rumah dari banjir.

Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus dan antibiotik. Disarankan perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
 

Demam Tifoid

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica yang terdapat dalam makanan dan minuman yang kurang higienis terutama selama banjir. 

Saat banjir berlangsung banyak tumpukan sampah dan kotoran bercampur ke dalam rumah dan menempel di tubuh. Gejala demam tifoid yakni tubuh mengigil, badan lemas, demam tinggi hingga 39 sampai 40 celcius. 

Pencegahannya dengan menerapkan pola hidup bersih, terutama dalam membersihkan rumah dari banjir. Menggunakan sarung tangan dan alas kaki tertutup saat bergotong royong memberiskan lingkungan banjir.


Leptospirosis  

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri leptospira. Resiko para korban banjir untuk terjangkit Leptospirosis yakni dari air banjir yang bercampur sampah dan kotoran tikus. 

Gejala yang ditimbulkan dari infeksi bakteri leptospira seperti gejala flu, sakit kepala, demam, dan nyeri otot. Bisa juga berupa hilang nafsu makan, mual, muntah, serta ruam.

Pencegahan infeksi bakteri leptospira yang paling mudah yakni mencuci tangan setelah membersihkan rumah dari genangan dan lumpur banjir. 

Kemudian menggunakan sarung tangan dan alas kaki tertutup serta menggunakan pembersih antibakteri  saat membersikan rumah dari genangan dan lumpur banjir. Sebab Bakteri leptospira dapat masuk ke tubuh melalui membran mukosa dan luka terbuka.

Pada beberapa bagian tubuh, membran mukosa menyatu dengan kulit, semisal pada lubang hidung, bibir, telinga, daerah kemaluan, dan pada anus.
 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x