Kompas TV nasional politik

Politikus PDIP Sebut Jokowi Bangun "Pagar Pembatas" dengan Partainya

Kompas.tv - 19 April 2024, 06:25 WIB
politikus-pdip-sebut-jokowi-bangun-pagar-pembatas-dengan-partainya
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Seno Bagaskoro di Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (18/4/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Seno Bagaskoro membantah partainya membangun "barikade" untuk membatasi kontak dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Ia justru menilai Jokowilah yang membuat "pagar pembatas".

Seno menanggapi ucapan pengamat politik Burhanuddin Muhtadi dalam dialog Kompas Petang Kompas TV, Kamis (18/4/2024) yang menilai Jokowi membangun barikade dengan PDIP.

“Pertama, yang harus diklarifikasi adalah kami tidak pernah ingin atau berencana membangun barikade dengan siapa pun, termasuk Pak Jokowi,” kata Seno dalam dialog yang sama.

“Tapi yang membangun ‘pagar’ itu Pak Jokowi sendiri. Bagaimana pagar itu dibangun? Kemarin pada saat pilpres. Saya rasa sudah banyak penjelasan-penjelasan terkait bagaimana 'pagar pembatas' itu terjadi,” tambahnya.

Baca Juga: Analisis Pengamat Politik CSIS soal Peluang Pertemuan Megawati dan Jokowi: Ada Harapan Rekonsiliasi

Seno memisalkan berbagai sikap Jokowi yang berbeda dengan apa yang disampaikan kepada PDIP.

“Termasuk dengan apa yang disampaikan oleh Mas Bobby (Wali Kota Medan yang juga menantu Jokowi, Bobby Nasution) dan keluarga misalnya pada saat mengikuti sekolah partai, disampaikan bahwa kita harus satu tegak lurus kata dan perbuatan.”

“Saat bicara mendukung Mas Ganjar Pranowo, ya harus komit dengan itu,” tegasnya.

Namun, lanjut Seno, antara kata yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan, berbeda.

“Tapi kan kemudian kalau sikap-sikap itu, adanya perbedaan antara kata dan perbuatan itu terjadi, maka pagar pembatas itu yang membuat bukan kami.”

“Barikade yang tadi disebut oleh Bung Burhanuddin tadi itu bukan kami yang membuat, tapi kemudian ada kader-kader yang melakukan itu,” tambahnya.

Dalam dialog tersebut, Seno juga menjawab pertanyaan apakah penolakan PDIP untuk mengusung Bobby dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara merupakan residu dari Pilpres 2024.

Menurut Seno, pilpres dan pilkada tidak bisa dipisahkan.

“Artinya secara psikologis kebatinan massa yang mendukung PDI Perjuangan dalam pemilu kemarin, hari ini masih terfokus pada perjuangan konstitusional di MK (Mahkamah Konstitusi), termasuk di PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara).”

“Itu masih satu tarikan nafas, artinya pilkada besok pun tentu tidak bisa terlepas dari apa yang kita lihat, kritik yang kita sampaikan berkaitan dengan substansi demokrasi di pilpres dan pemilu legislatif,” tuturnya.

Sebelumnya, dalam dialog yang sama, ketika ditanya apakah PDIP membuat barikade dari Jokowi, Burhanuddin menilai demikian.

“Betul (PDIP membuat barikade), dan Golkar dengan sangat cantik memanfaatkan itu,” jawabnya.

Baca Juga: Politisi PDIP, Sukur Nababan: Jokowi Bagian dari Masa Lalu

Dia mengatakan, menurut survei, Bobby memiliki elektabilitas paling tinggi saat ini sebagai calon gubernur Sumatera Utara.

Bahkan menurut Burhanuddin, jika diuraikan, berdasarkan basis massa pendukung partai politik, pendukung Bobby maju dalam Pilkada Sumatera Utara 2024 didominasi pemilih PDIP.

“Kalau kita breakdown berdasarkan basis massa pendukung partai, itu justru basis massa PDIP itu yang paling banyak mendukung Bobby,” tuturnya.

Burhanuddin juga berpendapat alasan PDIP menolak untuk mengusung Bobby dalam Pilkada Sumut 2024 terkait dengan pertarungan di Pilpres 2024.

“Menurut saya, (alasan penolakan Bobby) bukan semata-mata itu, tetapi lebih karena pertarungan di (Pilpres) 2024 kemarin itu menempatkan Pak Jokowi dan keluarga besarnya dalam posisi head to head dengan PDI Perjuangan,” urainya.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x