Kompas TV nasional politik

Mendalami Pesan Megawati dalam Tulisan Opini "Kenegarawanan Hakim Mahkamah Konstitusi"

Kompas.tv - 9 April 2024, 20:37 WIB
mendalami-pesan-megawati-dalam-tulisan-opini-kenegarawanan-hakim-mahkamah-konstitusi
Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan atau PDIP, Megawati Soekarnoputri saat memberikan arahan dalam acara PDI-P bertajuk Konsolidasi Semangat Menuju Pemenangan Partai dan Ganjar 2024, di Stadion Jatidiri Semarang, Jumat (25/8/2023). (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tulisan opini Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di Harian Kompas terkait sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) dinilai sebagai harapan umum masyarakat. 

Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Prof. Hamid Awaluddin menjelaskan dalam tulisan opini "Kenegarawanan Hakim Mahkamah Konstitusi", Megawati memilih sebagai warga negera Indonesia, bukan sebagai Presiden ke-5 RI ataupun pimpinan partai politik besar. 

Hal ini menandakan kegelisahan dan harapan yang ditulis Megawati dalam opininya bukan lahir dari monopoli pikiran sendiri, tapi sebagai perwakilan perasaan sama yang dirasakan banyak orang. 

"Di kalimat pembuka dia memulai dengan rakyat Indonesia sedang menunggu. Atribusi itu adalah kegelisahan dari banyak orang itu makna sebenarnya. Jadi tidak ada kaitannya atribusi dia sebagai ketua partai atau mantan presiden, mantan anggota dewan. Mega adalah rakyat Indonesia," ujar Hamid di program Kompas Petang KOMPAS TV, Senin (8/4/2024). 

Hamid menilai bahasa tulisan Megawati tersebut merupakan ungkapan dan ekspresi dari alur pikiran yang jernih bukan sekadar refleksi dari kepentingan dan keinginan sesaat. 

Baca Juga: Megawati Tulis Pesan di Harian Kompas, Singgung Etika Presiden hingga Kecurangan Pilpres 2024

Sebab dalam membuat sebuah tulisan seseorang membutuhkan kontemplasi atau kebulatan pikiran dan perhatian penuh. Hal ini jugalah yang membedakan sebuah tulisan dengan omongan. 

"Saya kira dalam menulis ini beliau dalam perenungan panjang, ada kontemplasi dalam yang lahir dari pengalaman empirik yang nyata yang dihadapinya," ujar Hamid. 

Hamid menambahkan dalam tulisan itu Megawati terlihat sangat berharap supaya MK bisa melihat dugaan kecurangan dalam Pilpres 2024 dari sisi lain.

Hamid tidak melihat ada tekanan kepada MK dalam tulisan tersebut. Menurutnya dalam tulisan itu, sangat menggambarkan posisi Megawati yang dahaga akan kebenaran dan keadilan, hingga membayangkan MK masih bisa menjadi oasis untuk menghilangkan dahaga kebenaran yang mengelisahkan dirinya. 

"Dia membayangkan hakim MK itu memiliki kenegarawanan dan dia memberikan empat kriteria untuk menjadi kenegarawanan. Kalau dia mengintimidasi, mengancam dia tidak memberikan kriteria," ujar Hamid. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x