Kompas TV nasional humaniora

Jalani Puasa saat Musim Pancaroba, Dokter Sarankan Tetap Berolahraga untuk Jaga Kebugaran

Kompas.tv - 12 Maret 2024, 14:51 WIB
jalani-puasa-saat-musim-pancaroba-dokter-sarankan-tetap-berolahraga-untuk-jaga-kebugaran
Ilustrasi. Ramadan kali ini bertepatan dengan musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. BMKG menyebut musim pancaroba berlangsung dari Maret hingga April 2024. (Sumber: Kompas.tv/Ant/Wahyu Putro)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ramadan kali ini bertepatan dengan musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. BMKG menyebut musim pancaroba berlangsung dari Maret hingga April 2024. 

Kondisi ini ditandai dengan cuaca yang kering dan panas saat pagi-siang hari, lalu hujan dari sore sampai malam hari. Di beberapa wilayah, hujan yang terjadi sangat lebat disertai petir. 

Bagi umat muslim yang berpuasa, tentu harus menjaga kesehatannya agar tak sakit dan bisa menjalankan ibadah puasa. 

Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Hario Tilarso pun menyarankan orang yang berpuasa saat musim pancaroba, tetap melakukan latihan fisik agar tetap bugar.

Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem saat Musim Pancaroba, Menteri Basuki Minta Semua Balai Siaga di Daerah

"Tetap latihan meskipun puasa dan lama latihan harap dikurangi misalnya dari 60 menit menjadi 30 menit," kata Hario seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/3/2024). 

Hario juga menyarankan waktu latihan dikurangi dari semula tiga kali seminggu menjadi dua kali dan menjadwalkan latihan fisik pada sore hari ketimbang pagi hari.

"Latihan bisa apa saja seperti lari, jalan kaki, bersepeda, renang, dansa dan lainnya," ujarnya. 

Sementara itu, terkait Shalat Tarawih yang dianggap sebagian orang sebagai aktivitas fisik yang cukup untuk menjaga kebugaran, Hario berpendapat cukup atau tidaknya ditentukan dengan denyut jantung.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Selasa 12 Maret, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Daerah Ini

"Shalat tersebut dikatakan cukup, kalau bisa meningkatkan denyut jantung. Ada beberapa rumus, salah satunya yakni 220-umur, atau bisa juga saat seseorang merasa terengah-engah," jelasnya. 

Merujuk data Kementerian Kesehatan, denyut jantung merupakan ukuran objektif untuk menilai tingkat kemampuan tubuh dalam berolahraga dan guna mengetahui batas denyut nadi saat berolahraga maka rumusnya yaitu (220 - usia) x 60 sampai dengan 80 persen.

Sebagai contoh, seseorang berusia 20 tahun maka (220 - 20) x 60 sampai dengan 80 persen yakni 120 -160. Jadi, rentang denyut yang disarankan adalah 120-160 denyut per menit.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi menyatakan, salah satu penyakit yang rawan di musim pancaroba adalah DBD. 

Baca Juga: Angin Kencang Terjang Lampung Selatan, 69 Rumah dan 1 Sekolah Dasar Rusak

“Maka musim pancaroba ini menjadi musim yang sangat diinginkan oleh nyamuk dengue, sehingga potensi untuk peningkatan kasus DBD akan sangat tinggi," terangnya dalam konferensi pers pada Sabtu (2/3) lalu. 

"Dasar penyakit ini juga tidak terlepas dari iklim dan cuaca yang ada, sehingga sampai sekitar bulan Juni akan ada potensi kenaikan kasus DBD, sehingga masyarakat perlu berhati-hati,” sambungnya. 

Adib juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD. Pencegahan DBD dapat dimulai dari diri sendiri, seperti menjaga kesehatan pribadi dengan meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi, dan olahraga teratur.

“Basis personalnya dulu, masyarakat secara pribadi harus menjaga kesehatannya, meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat, makan makanan yang bergizi, lebih banyak makan buah, dan olahraga yang cukup sebagai upaya untuk penguatan daya tahan tubuh diri kita sendiri,” tuturnya.


 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x