Kompas TV nasional hukum

Rektor Nonaktif Univ Pancasila Sebut Keluarganya Sedih: Mereka Malu Ayahnya Diperlakukan seperti Ini

Kompas.tv - 1 Maret 2024, 16:54 WIB
rektor-nonaktif-univ-pancasila-sebut-keluarganya-sedih-mereka-malu-ayahnya-diperlakukan-seperti-ini
Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno (ETH) saat tiba di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan soal dugaan pelecehan seksual, Kamis (29/2/2024). (Sumber: KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI.)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Rektor nonaktif Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno, buka suara atas kasus dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya.

Pria berusia 72 tahun itu mengaku bahwa keluarganya sedih karena tuduhan pelecehan seksual yang ditujukan kepada dirinya tersebut.

“Bapak dan ibu sekalian, saya punya keluarga. Saya punya istri dan anak-anak yang sudah besar. Bisa dibayangkan enggak betapa sedihnya mereka,” kata Edie saat jumpa persnya di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).

Baca Juga: Pengacara: Kasus Pelecehan Seksual di Universitas Pancasila Dipolitisasi karena Ada Pemilihan Rektor

Tak hanya merasa sedih, kata Edie, keluarga kecilnya juga menanggung malu jika dirinya diperlakukan seperti ini.

Pasalnya, Edie menuturkan selama 13 tahun menjabat sebagai Rektor Universitas Pancasila, baru kali ini harga dirinya dijatuhkan. 

Ia menilai tuduhan pelecehan seksual yang dialamatkan kepadanya mrupakan upaya pembunuhan karakter. 

“(Mereka) malu ayahnya diperlakukan seperti ini. Ini pembunuhan karakter,” tutur Edie dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Edie mengatakan bahwa ada pihak atau oknum yang sengaja melakukan tuduhan ini terhadap dirinya.

Baca Juga: Usai Diperiksa, Rektor Nonaktif Universitas Pancasila: Senang Akhirnya Bisa Ungkap yang Sebenarnya

Terlebih, kasus yang menjeratnya ini bergulir di tengah pemilihan rektor Universitas Pancasila baru yang akan segera digelar dalam waktu dekat.

Karena itu, Edie menilai kasus yang menjeratnya saat ini ada kaitannya dengan pemilihan Rektor Universitas Pancasila yang baru.

“Memang saya cari-cari apa motif mereka sebetulnya. Tapi dugaan saya ini karena bertepatan dengan pemilihan rektor di Universitas Pancasila. Mereka pengin jadi rektor,” ucap Edie.

Edie pun mengaku sangat menderita karena adanya isu pelecehan seksual ini. Apalagi, ia dituduh telah melakukan pelecehan saat usianya tak lagi muda.

“Yang paling menyedihkan adalah di saat usia saya yang sudah tidak muda, pengalaman ini muncul,” tutur Edie.

Baca Juga: Penuhi Panggilan Polisi, Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

“Dan itu sungguh suatu penderitaan yang tidak bisa terbayangkan. Saya menderita karena tuduhan yang tidak mendasar.”

Seperti diketahui, Rektor nonaktif Universitas Pancasila, ETH, dituduh melakukan pelecehan terhadap dua staf kampus, RZ dan DF.

Dugaan pelecehan seksual yang dialami RZ terjadi setahun lalu, yaitu pada Februari 2023. Pada bulan yang sama saat RZ dimutasi ke pascasarjana Universitas Pancasila.


Sementara, dugaan pelecehan seksual yang dialami DF terjadi sekitar Desember 2023. Kala itu, DF mengundurkan diri dari kampus lantaran ketakutan usai dilecehkan oleh sang rektor.

Kuasa hukum korban, Amanda Manthovani, menjelaskan bahwa kasus setahun lalu baru dilaporkan lantaran korban merasa ketakutan.

Baca Juga: Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini terkait Dugaan Pelecehan Seksual



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x