Kompas TV nasional peristiwa

Anggota KPPS Meninggal Dunia Sudah 12 Orang, Penyebabnya Kelelahan hingga Kecelakaan

Kompas.tv - 16 Februari 2024, 10:53 WIB
anggota-kpps-meninggal-dunia-sudah-12-orang-penyebabnya-kelelahan-hingga-kecelakaan
Teguh Joko Pratikno (45), anggota KPPS di Kenal meninggal dunia, Rabu (14/2/2024). (Sumber: Kompas.com/Slamet Priyatin)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pasca-pemungutan suara Pemilu 2024 tidak hanya diwarnai hiruk pikuk penghitungan suara, namun juga kabar duka anggota KPPS meninggal dunia.

Hingga Jumat, (16/2/2024) anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia sudah 12 orang.

Penyebabnya, ada yang kecelakaan saat mengantarkan logistik Pemilu, kelelahan setelah menyebar undangan hingga kelelahan setelah penghitungan suara.

Berikut rangkumannya, dikutip dari berbagai sumber.

1. Anggota KPPS di Kendal meninggal dunia

Seorang anggota KPPS, Teguh Joko Pratikno (43) yang bertugas di TPS 011 Kelurahan Curugsewu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah meninggal dunia.

Kepala Desa Curugsewu, Khaeri, di Kendal, Kamis, mengatakan almarhum meninggal dunia saat proses rekapitulasi perhitungan suara di TPS pada Rabu (14/22024) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Khaeri mengatakan korban pada saat kejadian sedang mengurus administrasi rekapitulasi hasil perhitungan suara bersama anggota KPPS yang lain. Almarhum kemudian sempat terjatuh usai berjongkok saat di TPS tersebut.

Baca Juga: Ketua KPPS di Palembang Dianiaya Anggota Linmas dengan Sajam, Diduga Masalah Uang!

"Setelah terjatuh langsung kejang-kejang," katanya, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan almarhum sempat dilarikan oleh rekan-rekannya ke Puskesmas Patean untuk mendapat pertolongan.

"Dari hasil pemeriksaan dinyatakan almarhum sudah meninggal saat di TPS," kata Khaeri.

Khaeri menyebut, almarhum Teguh Joko Pratikno meninggalkan seorang istri dan empat anak.

2. Dua anggota KPPS di Klaten meninggal

Dua anggota KPPS yang bertugas di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia usai bertugas.

Petugas KPPS yang meninggal dunia bernama Joko Basuki (55)  bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Desa Tegalrejo, Kecamatan Cepet, Klaten.

Selain itu, Dewi Indriyani (43) yang bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten juga dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Anggota KPPS Situbondo Mendadak Masuk Rumah Sakit

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Klaten Muhammad Ansori mengatakan Joko sempat bertugas, mulai dari pemungutan suara hingga selesai penghitungan pada Kamis (15/2) dini hari.

Setelah proses penghitungan suara, almarhum masih terlihat datang ke Kantor Balai Desa Tegalrejo untuk melakukan koordinasi lanjutan.

Namun pada Kamis sore, tepatnya setelah pulang dari Kantor Balai Desa, korban mengeluhkan sakit kepala ke keluarga.

"Kemudian korban langsung dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Pedan untuk mendapatkan perawatan medis, namun nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia di rumah sakit pada Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB," katanya.

Adapun Dewi meninggal dunia pada Kamis (15/2) dini hari. Camat Gantiwarno Retno Setyaningsih mengatakan petugas tersebut diketahui memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

"Kan KPPS banyak kerjanya, mungkin capek. Beliau punya riwayat penyakit gula," katanya.

Setelah itu, petugas tersebut sempat dibawa ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Sesampai di rumah sakit yang bersangkutan sempat menerima transfusi darah.

Seharusnya dia menerima dua kantong darah, namun baru menerima satu kantong petugas tersebut meninggal dunia.

3. Dua KPPS di Jakarta meninggal dunia

Dua orang anggota KPPS meninggal dunia di Jakarta akibat kelelahan dan mengalami kecelakaan.

Pertama, Ketua KPPS Tempat Pemungutan Suara (TPS) Nomor 70 Kelurahan Rawa Badak Utara, Iyos Rusli meninggal dunia saat menjalankan tugas melakukan penghitungan suara pada Rabu (14/2) malam.

Kedua, seorang petugas KPPS meninggal dunia inisial AJ (24) setelah mengalami kecelakaan tunggal di Jakarta Pusat, saat hendak mengantarkan logistik dari Kelurahan Kebon Kacang ke Gelanggang Olahraga (GOR) Tanah Abang.

Baca Juga: Anggpta KPPS di Baubau ‘’Nyoblos’’ Dua Kali, Alasannya Demi Orang Tua

4. Dua anggota KPPS di Makassar meninggal dunia

Dua anggota KPPS Pemilu 2024 masing-masing Wiliam Tandi Paelongan usia 24 tahun dan Daliyah Salsabila usia 24 tahun dinyatakan meninggal dunia diduga kelelahan usai menyebarkan undangan pemilih untuk menyalurkan hak pilih di TPS.

"Tadi meninggal jam dua, awalnya di Rumah Sakit Primaya dan dirujuk ke RS Akademis. Dia (almarhum), dia sesak nafas dan kecapean," ujar orang tua korban Wiliam, Septandi, Kamis (15/2).

William bertugas di TPS 007 Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, kata ayahnya, sebelum meninggal sehari sebelum hari pemungutan suara, Rabu, 14 Februari 2024, membagikan surat undangan pemilih ke warga hingga malam pukul 10.00 Wita setelah mencari alamat warga yang tidak tertulis di undangan pemilih

Setelah itu, kata Septiandi, WIlliam mengalami kurang enak badan setibanya di rumah kala itu kondisi cuaca hujan.

Ia bahkan meminta anaknya tidak usah bertugas di hari pemilihan itu karena kondisinya sudah tidak sehat

"Sempat saya bilang tidak usah bertugas dulu waktu hari pemungutan suara. Panas badannya, sempat minta urut, saya kira panas-panas biasa,Lalu dibawa ke masuk rumah sakit di hari itu juga," tutur Septandi menceritakan.

"Tidak ada riwayat penyakitnya. Kami sudah berikan gizi dan susu beruang, cuman memang kecapean bawa undangan sampai malam. Ini juga kalau sudah waktunya (meninggal) mau diapain," ucapnya sedih.

Adapun anggota KPPS lainnya bernama Daliyah Salsabila bertugas di TPS 45 Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Bahagia Makassar pada Kamis, 15 Febriari 2024 pada 14.30 Wita.

Daliyah juga mengalami kelelahan usai membagikan undangan pemilih. Dari hasil diagnosa diduga mengidap mag akut.

Baca Juga: Di Palembang Ketua KPPS Dibacok Oknum Linmas karena Masalah Ini

5. Dua petugas KPPS di Aceh Meninggal Dunia

Salah seorang petugas KPPS di Kabupaten Bener Meriah, Aceh bernama Edi Gunawan, meninggal dunia karena kelelahan bertugas.

"Iya benar, meninggal jam 12.00 WIB siang ini di Puskesmas," kata Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Bener Meriah, Khairul Akhyar, Kamis (15/2).

Kata Akhyar, Edi bertugas sebagai anggota KPPS di tempat pemungutan suara (TPS) 1 Desa Pemango Kecamatan Permata Bener Meriah.

Awalnya ketika bertugas Edi memang dalam kondisi kurang sehat, tetapi ia terus bekerja setelah sempat ikut membantu perhitungan suara hingga malam.

"Semalam sempat menghitung suara, kemudian pamit pulang karena merasa tidak enak badan. Dibawa ke Puskesmas," ujarnya.

Akhyar menuturkan, proses perhitungan suara di wilayah Bener Meriah memang hampir rata-rata berlangsung hingga pagi, dengan juga diselingi istirahat.

"Perhitungan suara rata-rata sampai pagi, tapi tidak terus menerus, ada istirahatnya," demikian Akhyar.

Satu lagi anggota KPPS Gampong Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmur, Aceh Timur meninggal dunia, Selasa (13/2/2024).

Keuchik Gampong Blang Nisam Sabidin menerangkan bahwa korban bernama Muhammad Riski diduga mengalami sesak napas, setelah shalat magrib sudah meninggal dunia.

"Sekitar pukul 4:00 WIB tadi dia di TPS, kemudian karena sesak dia pulang kerumah, dan di rumah ternyata sesak makin parah mau dibawa Ke RS tapi belum sempat dan mengehmbus nafas terakhir di rumahnya," ujar Sabidin dikutip dari Aceh Tribunnews.

Menurut Sabidin keterangan dari pihak keluarga, korban selama ini tidak ada riwayat sesak napas. Namun hari ini, secara tiba-tiba ia mengalami sesak nafas dan langsung pulang ke rumah.

Baca Juga: Anggota KPPS di Kendal Meninggal Dunia, Keluarga: 4 Anaknya Masih Sekolah, Mereka Butuh Biaya

6.  Ketua KPPS di Riau meninggal dunia

Ketua KPPS (TPS) 01 Desa Teratak Jering, Kuantan Hilir Seberang, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Werman (48) meninggal dunia saat bertugas karena kelelahan, Rabu malam (14/2).

Bupati Suhardiman Amby menyampaikan Werman mengalami kondisi kesehatan menurun di saat sedang melaksanakan tugas negara dan sempat dilarikan ke RSUD.

Hasil pemeriksaan, diduga penyebabnya adalah karena menderita mag dan kelelahan selama bertugas.

Setelah mendapatkan perawatan di RSUD, nyawanya tidak tertolong. Atas peristiwa ini, keluarga yang ditinggalkan harus mengikhlaskan, dan pemerintah akan memberikan santunan.

"Dan anak-anak almarhum akan diurus oleh pemerintah daerah. Perjuangannya ini menjadi contoh semua karena almarhum menunjukkan loyalitas yang tinggi hingga akhir hayatnya," ucap Bupati, Kamis (15/2).

Baca Juga: KPU Harus Punya Pertanggung Jawaban Kepada Publik | ROSI

7. Satu anggota KPPS di Tangerang meninggal

Penjabat (Pj) Bupati Tangerang Andi Ony Prihartono turut berdukacita atas meninggalnya Satriawan (44), petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di TPS 86, Kelurahan Sindang Sari, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

Menurut dia, petugas KPPS atas nama Satriawan warga Pasar Kemis itu meninggal dunia, diduga karena mengalami kelelahan pada saat proses penghitungan suara di TPS.

Mengingat, tugas para anggota KPPS pada saat pemungutan dan penghitungan surat suara pemilu tahun ini cukup berat.

"Semalam saya langsung telepon ketua PPK Pasar Kemis, memang diakui dia (almarhum) agak kelelahan. karena luar biasalah persiapan KPPS ini untuk pemilu, ditambah juga pengaruh cuaca," kata dia, Kamis (15/2).

8. Ketua KPPS di Banyuwangi meninggal 

Ketua KPPS di TPS 18 Desa/ Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Dul Hanan (50) meninggal dunia karena diduga kelelahan melaksanakan tugasnya, Rabu (14/2).

"Sekitar pukul 16:00 WIB saat itu masih berlangsung proses perhitungan satu jenis surat suara yakni capres-cawapres. Selesai menghitung surat suara, Dul Hanan mengeluh pusing dan sesak nafas. Ia meminta untuk diantarkan periksa ke puskesmas," katanya.

Setelah dari puskesmas, lanjut dia, kondisinya bertambah memprihatinkan dan napasnya tersengal-sengal, sehingga dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Rogojampi.

Di rumah sakit, Dul Hanan diberikan bantuan oksigen, dan kondisinya sempat membaik, meskipun napasnya masih sering tersengal.

Namun, tak lama kemudian kondisi Dul Hanan kian kritis hingga akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.




Sumber : Antara, Aceh Tribunnews


BERITA LAINNYA



Close Ads x