Kompas TV nasional rumah pemilu

Qodari: Pendukung Prabowo-Gibran Banyak Silent Majority karena Ada Act of Terror dari Tokoh-tokoh 03

Kompas.tv - 16 Februari 2024, 08:36 WIB
qodari-pendukung-prabowo-gibran-banyak-silent-majority-karena-ada-act-of-terror-dari-tokoh-tokoh-03
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari sebut kemenangan Prabowo-Gibran diperkuat dari suara silent majority yang tidak ingin dianggap tidak bermoral oleh kubu Ganjar-Mahfud MD.

Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam tayangan program Rosi di Kompas TV, Kamis (15/2/2024) malam.

“Ada satu fenomena bahwa sebetulnya pendukung 02 ini adalah silent majority. Jadi banyak pendukung 02 yang sebetulnya tidak atau belum mengekspresikan pandangannya karena adanya act of terror ya dari tokoh-tokoh 03, seperti bung Rocky (Rocky Gerung -red) ini, mengatakan Ini adalah sebuah kesalahan moral, ini adalah sebuah tindakan yang tidak bisa dibenarkan,” kata Qodari.

“Jadi mereka malas untuk menjawab itu, dan menurut saya sih Pilpres 2024 kemarin itu yang angkanya 58 adalah jawaban dari silent majority.”

Baca Juga: Rocky Gerung Respons Hasil Pilpres: Itu Angka Electoral atau Moral? Itu Margin of Error atau Teror?

Qodari menjelaskan, silent majority itu adalah kalangan menengah ke bawah yang mendukung Prabowo-Gibran.

“Orang-orang yang relatif tidak punya akses kepada media, mereka bukan guru besar yang kalau pakai baju toga lalu kemudian akan disorot oleh media, mereka enggak punya akses,” ujarnya.

“Teror pada hari ini itu justru datang fellow citizen yang mengatakan bahwa Anda itu tidak bermoral dan pilihan 02 tidak bermoral, maka diam saja dan mereka membuktikan suara mereka.”

Oleh karena itu, Qodari pun memastikan hasil pemilu presiden yang menempatkan Prabowo-Gibran benar-benar karena suara rakyat.

“Ya pasti ini rakyat ya, ini kan cuma suara-suara yang sulit menerima realitas, kalau saya kan sudah jauh-jauh hari mengatakan bahwa memang pemilu 2024 ini sebetulnya bisa dilihat dengan teori kolam suara atau teori struktur suara, bahwa pemilih kita itu secara garis besar terbagi dua, ada yang puas kepada Pak Jokowi dan ada yang tidak puas kepada Pak Jokowi,” ujar Qodari.

Baca Juga: Litbang Kompas: Prabowo-Gibran Didukung Kuat Pemilih Berstatus Pendidikan Menengah dan Dasar

“Dan jauh-jauh hari juga saya sudah mengatakan bahwa peluang bagi penantang atau oposisi yang ditempati oleh Mas Anies memang kisaran angkanya hanya sekitar 20% seperti yang besaran dari mereka yang tidak puas pada Pak Jokowi.”

Kemudian, sambung Qodari, pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi ini diperebutkan oleh Prabowo dan Ganjar. Namun situasi kemudian bergeser menguntungkan paslon Prabowo-Gibran ketika Ganjar dan PDI Perjuangan menyerang Jokowi.


“Yang puas ini diperebutkan antara Prabowo dengan Ganjar, yang awalnya itu sama lalu kemudian pelan-pelan suara itu bergeser kepada Prabowo yang antara lain juga karena sebetulnya Mas Ganjar atau PDIP Perjuangan banyak menyerang Pak Jokowi sehingga pendukung Pak Jokowi geser kepada Prabowo dan Gibran,” kata Qodari.

“Lalu saya melihat perkembangan suara trennya itu sangat linear, itu sebabnya saya berani mengatakan atau berani berinisiatif dan menggagas sekali putaran.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x