Kompas TV nasional peristiwa

Fakta-fakta Kasus Ayah Kandung Diduga Bunuh Empat Anaknya Sendiri di Jagakarsa

Kompas.tv - 8 Desember 2023, 06:00 WIB
fakta-fakta-kasus-ayah-kandung-diduga-bunuh-empat-anaknya-sendiri-di-jagakarsa
TKP penemuan jasad empat anak di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). (Sumber: Tribun Jakarta)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembunuhan empat anak yang diduga dilakukan oleh ayahnya sendiri, berinisial P di Jalan Kebagusan, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sedang menjadi perhatian publik.

Adapun P (40) selaku ayah, ditemukan terkulai lemas di kamar mandi setelah mencoba bunuh diri.

Lalu apa saja fakta-fakta dibalik tragedi menyeramkan ini?

1. Kasus kematian 4 anak di Jagakarsa berawal dari KDRT

Sang ayah P (40) diduga tega menghabisi keempat anaknya yakni A (6), Sa (4), Aa (3), dan Ak (1), yang ditemukan di kamar rumah mereka.

Usut punya usut, sebelum tragedi terjadi, P diketahui sempat bertengkar dengan sang istri, berinisial DP.

Bahkan pertengkaran keduanya berujung dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang membuat DP harus dirawat RSUD Pasar Minggu karena mengalami luka di bagian kepala.

Tetangga korban, Titin Rohmah (49), mengatakan, peristiwa dugaan KDRT itu diketahui saat adik P mendatangi rumah kontrakan untuk mengantar D ke tempat kerja.

Adik pelaku memanggil D, tetapi tak ada respons. Pintu pun dibuka paksa dan diketahui bahwa P tengah memukuli istrinya.

“Pertama datang adiknya mau nganter kerja (istri pelaku) ke kantor. Dipanggil nggak keluar. Pas ditendang pintu, istrinya lagi digebukin Pak Panca,” kata Titin, Kamis (7/12/2023).

Titin pun dipanggil oleh adik pelaku untuk dimintai pertolongan. Titin mengaku melihat D sudah dalam kondisi babak belur. 

“Istrinya sudah pada benjol jidatnya, ada tiga atau empat (benjolan), muntah darah,” cerita Titin.

Baca Juga: 6 Bulan Tak Bayar Kontrakan, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Disebut Menganggur

2. Pelaku tidak punya kerjaan, telat bayar kontrakan selama 6 bulan

P (40), ayah yang diduga membunuh empat anaknya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, disebut memiliki masalah ekonomi hingga tega membunuh anak dan menganiaya istrinya.

Hal ini disampaikan oleh Ketua RT 004 RW 003 Kelurahan Jagakarsa, Yakub, yang mengatakan bahwa P tidak membayar sewa kontrakan rumah selama enam bulan terakhir. Ia pun menduga motif P membunuh anak adalah masalah ekonomi.

“Ekonomi, kan bapaknya nganggur, yang jelas (motifnya) ekonomi karena sudah enam bulan belum dibayar ini kontrakan. Tinggal 9 bulan, baru 3 bulan yang dibayarkan,” kata Yakub, Rabu (6/12) malam, dikutip dari program Kompas Petang KompasTV.

Ia mengatakan bahwa P sebelumnya bekerja sebagai sopir, tetapi kini menganggur, sedangkan sang istri, D, merupakan pegawai kantoran yang bekerja dari pagi hingga sore.

Yakub menjelaskan bahwa P tidak lagi bekerja setelah anak keempatnya lahir. Sejak itulah permasalahan muncul hingga kerap terjadi pertengkaran antara P dan D.

Ia menambahkan, P dan D jarang bersosialisasi dengan warga dan cenderung tertutup. Yakub juga menyayangkan hal itu. Menurutnya, jika P merasa kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, warga siap membantu.

3. Pelaku mencoba bunuh diri usai menghabisi 4 anaknya

Penemuan empat jenazah anak yang terkunci di kamar sebuah rumah kontrakan di kawasan jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12). Empat anak tersebut berinisial VA (6), S (4), A (3), dan AS (1), anak dari P dan D.

Sang ayah, P, ditemukan terkapar di kamar mandi dengan tangan penuh luka dan bersimbah darah, serta sebilah pisau di tubuhnya.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan, P melakukan percobaan bunuh diri.

"Orang tuanya yang diduga sebagai pelaku mencoba untuk bunuh diri juga. Tapi saat ini masih bisa selamat dan dirawat di RS," jelas AKBP Bintoro.

Psikolog forensik Reza Indragiri menjelaskan bahwa kasus di Jagakarsa tersebut menjadi salah satu bentuk wabah bunuh diri atau suicide epidemic yang berkaitan dengan KDRT.

“Saya tidak bermaksud mendramatisasi. Tapi sebagaimana yang saya sering kemukakan belakangan ini, saya waswas kita sedang berhadapan dengan tanda-tanda suicide epidemic. Dalam kasus ini, pelaku sepertinya juga mencoba bunuh diri, tapi gagal. Apa pun itu, bunuh diri sudah menjadi aksi,” kata Reza, Kamis (7/12), dalam keterangan pers-nya yang diterima Kompas.tv.

“Dengan asumsi ini merupakan satu kasus yang menandai suicide epidemic, dan bertalian dengan KDRT,” sambungnya.

Baca Juga: Ayah Bunuh 4 Anak di Jagakarsa Sempat Dilaporkan, Ini Hak Perlindungan untuk Korban KDRT menurut UU


 




Sumber : Kompas TV, Kompas.id, Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x