Kompas TV nasional politik

TKN Nilai Pakta Integritas Pj Bupati Sorong seperti Pepatah Jawa "Becik Ketitik olo Ketoro"

Kompas.tv - 19 November 2023, 14:34 WIB
tkn-nilai-pakta-integritas-pj-bupati-sorong-seperti-pepatah-jawa-becik-ketitik-olo-ketoro
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid membantah pencalonan Gibran Rakabuming Raka hasil nepotisme dari Presiden Jokowi, Kamis (9/11/2023). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Temuan dugaan pakta integritas memenangkan Ganjar Pranowo dinilai menjadi sebuah petunjuk kepada masyarakat untuk membuka teka-teki siapa seungguhnya pihak yang melakukan kecurangan. 

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menyatakan, selama ini ada pihak-pihak tertentu yang mengatakan Pemilu 2024 telah diciderai dengan kecurangan dan aparat yang tidak netral. 

Bahkan kecurangan hingga netralitas aparat yang diragukan menjadi sebuah pidato saat acara penting dalam tahapan pendaftaran Capres-Cawapres di KPU. 

Menurut Nusron saat ini masyarakat sudah bisa menilai, pihak mana yang berteriak curang dan pihak mana juga yang melakukan kecurangan. 

Ia mengumpamakan temuan itu dengan sebuah peribahasa Jawa Becik Ketitik olo Ketoro yang berarti benar pasti kelihatan benar, jelek ketahuan siapa yang melakukan. 

Baca Juga: Soal Pakta Integritas Pj Bupati Sorong Dukung Ganjar, Mahfud: Itu Terbit Sebelum Resmi Jadi Capres

"Kan akhirnya ketahuan siapa yang melakukan tindakan-tindakan tersebut. Jangan sampai nanti malu sendiri kalau ketahuan maling teriak maling, di depan media bilang nonton drakor politik, dibilang demokrasi tergerus, tapi praktiknya di lapangan malah jadi pemeran drakor itu sendiri," ujar Nusron dalam pesan tertulisnya, Sabtu (18/11/2023).

Lebih lanjut Nusron juga meminta agar temuan dugaan pakta integritas untuk memenangkan Ganjar Pranowo, yang belakangan menjadi sorotan publik harus ditindaklanjuti oleh aparatur hukum. 

Menurutnya, jika terbukti benar maka hal tersebut merupakan pelanggaran yang serius.

Sebaliknya jika temuan itu merupakan berita bohong, perlu didalami lantaran sudah merusak kepercayaan publik untuk menggelar Pemilu 2024 jujur dan adil. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x