Kompas TV nasional hukum

Saat Hashim Djojohadikusumo Beberkan Prabowo Gagalkan Dugaan Korupsi Rp51 Triliun di Kemenhan

Kompas.tv - 16 November 2023, 10:28 WIB
saat-hashim-djojohadikusumo-beberkan-prabowo-gagalkan-dugaan-korupsi-rp51-triliun-di-kemenhan
Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo saat ditemui di acara Guyub Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023). (Sumber: Adhyatsa Dirgantara/Kompas.com)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV – Hashim Djojohadikusumo, adik dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto membeberkan dugaan tindak pidana korupsi di Kementerian Pertahanan berupa mark up pembelian senjata senilai Rp51 triliun.

Menurut Hashim, dugaan korupsi di instansi yang dipimpin oleh kakaknya itu sudah melewati level 'gila'.

Menurut Hashim, saat Prabowo baru diangkat menjadi Menteri Pertahanan pada 2019 silam, di awal ia menjabat, Prabowo harus menandatangani kontrak senilai Rp 51 triliun.

Namun, lanjut dia, kontrak bernilai fantastis itu terindikasi korupsi mark up.

"Rp 51 triliun di atas meja dia. Dan waktu itu kami sudah dapat laporan, saya dapat laporan, di kontrak ini korupsi mark up-nya gila,” tuturnya di acara Guyub Nasional di Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).

Baca Juga: Adik Prabowo Subianto Ungkap Indikasi Korupsi Mark Up Senjata di Kemenhan: Ini Lebih Gila

“Ini lebih gila, ini gila, ini gila, gilanya memang melampaui gila, Pak," ujar Hashim.

Meski demikian, kata Hasyim, Prabowo tahan godaan dan selalu menggagalkan dugaan praktik korupsi di Kemenhan.

Ia pun mengaku bangga yang dilakukan oleh Prabowo yang membatalkan kontrak terindikasi mark up tersebut.

"Prabowo menolak godaan, saya bersaksi, saya saksi. Dia selamatkan uang kalian, your money, itu uang kalian. Dia selamatkan ya Rp 15-20 triliun dari tangan-tangan koruptor," ujar Hashim.

Hashim menambahkan, mark up menjadi salah satu ‘penyakit’ di Indonesia, bahkan pada satu kasus angka mark up-nya mencapai 1.250 persen.

Pada kasus dugaan korupsi di Kemenhan tersebut, kata Hashim, nilai kontrak mencapai Rp 51 triliun karena pengadaan barangnya diduga di-mark up.

Ia menyebut harga satuan senjata yang sebenarnya 800 dolar, setelah diduga dilakukan mark up menjadi 10.800 dolar.

"Ada satu senjata harga pabrik 800 dolar satu senjata senapan canggih, yang datang ke mejanya Prabowo harganya 10.800 dolar,” katanya.

“Bisa dihitung, harga asli 800, yang datang ke meja Menteri Pertahanan 10.800 dolar, mark up-nya saya hitung," kata Hashim.

Saat ia melaporkan hal itu pada sang kakak, kata Hashim, Prabowo tidak mau percaya.

“Karena dia sudah bicara bocoran-bocoran berapa tahun, dia dikritik sebagai 'Prabocor' karena orang enggak mau percaya,” tuturnya.

“Tapi yang diduga orang lebih jelek lagi. Ada orang yang lebih rakus lagi dari orang rakus," ujarnya lagi.

Baca Juga: Prabowo di Forum Menhan ASEAN: Indonesia Tegas Bela Palestina!

Ia lantas mengingatkan bahwa uang yang mau dirampok oleh para oknum itu merupakan uang rakyat.

"Ibu-ibu yang ada di sini kalau ke salon harus bayar pajak 11 persen di dalam tagihannya kan ada 11 persen, betul enggak? Itu uang itu yang dicuri, bagi orang yang bayar pajak penghasilan, ada orang yang bayar 30 persen, 35 persen itu yang dicuri," katanya.




Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x