Kompas TV nasional hukum

Kematian Alvaro atas Dugaan Malapraktik Mulai Diselidiki Pekan Ini, Sejumlah Saksi Bakal Diperiksa

Kompas.tv - 4 Oktober 2023, 12:11 WIB
kematian-alvaro-atas-dugaan-malapraktik-mulai-diselidiki-pekan-ini-sejumlah-saksi-bakal-diperiksa
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak saat diwawancarai di Jakarta, Senin (25/9/2023). Polisi akan mulai menyelidiki kasus laporan dugaan malpraktik yang buat seorang bocah alami mati batang otak usai operasi amandel. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Polda Metro Jaya akan memulai penyelidikan terkait kematian bocah bernama Alvaro Darren setelah menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.

Polisi akan memulai penyelidikan kematian Alvaro pada pekan ini. Sejumlah saksi pun akan diperiksa untuk mengusut kasus dugaan malapraktik oleh RS Kartika Husada tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan sejumlah saksi yang akan diperiksa antara lain dari pihak keluarga dan juga pihak rumah sakit.

Baca Juga: Orang Tua Sebut Alvaro Kejang-kejang Hebat Tiap 15 Menit usai Operasi Amandel, Lalu Diberi Obat Bius

Pemeriksaan terhadap para saksi itu dilakukan setelah pihaknya menerima laporan mengenai dugaan malapraktik. Saat ini, laporan itu sudah diterima dan tengah dipelajari polisi. 

”Pemanggilan itu akan dimulai minggu ini,” kata Kombes Ade Safri dikutip dari Kompas.id, Rabu (4/10/2023).

Dalam laporan kuasa hukum sebagai pelapor, tercatat ada delapan orang pihak rumah sakit yang menjadi pihak terlapor antara lain dokter anestesi, THT, spesialis anak, dan direktur rumah sakit. 

Dalam minggu ini, jelas Kombes Ade Safri, pelapor, saksi, dan terlapor akan diundang untuk memberikan klarifikasi dan keterangan dalam rangka penyelidikan.

”Dari keterangan inilah, kami akan menggali ada atau tidaknya tindak pidana,” ucap mantan Kapolresta Surakarta itu.

Seperti diberitakan Kompas.tv sebelumnya, Benediktus Alvaro Derren, pasien berusia tujuh tahun, mengalami koma pascaoperasi pengangkatan amandel di Rumah Sakit Kartika Husada Jati Asih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/9). 

Baca Juga: Apa Itu Mati Batang Otak dan Penyebabnya? Dialami Bocah 7 Tahun Asal Bekasi usai Operasi Amandel

Alvaro didiagnosis mengalami mati batang otak. Sempat dirawat hingga dua pekan, Alvaro kemudian dinyatakan meninggal pada Senin (2/10) awal pekan ini.

Menanggapi pelaporan itu, pihak RS Kartika Husada Jati Asih, Kota Bekasi berkomitmen akan mengikuti proses hukum yang berlaku.

”Proses hukum akan tetap kami ikuti karena kami meyakini segala proses penanganan pasien adik BA sudah sesuai dengan prosedur,” kata pemilik RS Kartika Husada Jati Asih, Kota Bekasi, Nidya Kartika Yolanda, dikutip dari Kompas.id.

Nidya menegaskan tidak ada niat dari tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya menelantarkan pasien. Tim medis. Kata dia, telah berupaya memberikan yang terbaik untuk pasien dan keluarganya.

Namun, Nidya mengakui dirinya terlambat memperoleh informasi mengenai kemauan keluarga pasien untuk segera merujuk Alvaro ke rumah sakit tipe B atau A yang memiliki peralatan yang lebih lengkap. 

Baca Juga: Keluarga Bocah yang Meninggal usai Operasi Amandel dan Didiagnosis Mati Batang Otak Laporkan 8 Orang

”Terus terang saya baru mengetahui kemauan keluarga pasien pada Jumat (29/9/2023) ketika saya datang mengunjungi keluarga,” ujar Nidya.

Saat itu, keluarga meminta rekam medis sebagai acuan untuk memindahkan Alvaro ke rumah sakit rujukan tipe A dan B. Namun memang rekam medis tidak bisa diberikan karena hanya RS yang boleh memilikinya.

”Rekam medis hanya bisa diberikan saat diminta penyidik untuk kelancaran proses hukum sedang berjalan,” ujar Nidya.


 

Nidya mengakui bahwa rumah sakit miliknya memang RS tipe C, dan karena itu tidak memiliki peralatan penunjang yang cukup memadai untuk memastikan dugaan penyebab dugaan mati batang otak yang dialami Alvaro. 

Untuk mendeteksi kemungkinan itu, kata dia, perlu pemeriksaan CT Scan, tetapi untuk RS Kartika Husada tidak memilikinya. 

Baca Juga: Keluarga Cerita soal Kronologi Meninggalnya Anak 7 Tahun Usai Operasi Amandel

“Memang untuk RS tipe C tidak ada keharusan memiliki alat itu. Itulah sebabnya adik BA harus dirujuk,” ujar Nidya.



Sumber : Kompas TV/Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x