Kompas TV nasional peristiwa

Jokowi saat Buka Kongres PWI: Berita yang Baik Bukan yang Asal Viral dan Sensasional

Kompas.tv - 25 September 2023, 18:14 WIB
jokowi-saat-buka-kongres-pwi-berita-yang-baik-bukan-yang-asal-viral-dan-sensasional
Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke-25 di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/9/2023). Jokowi meminta pers di Indonesia untuk terus memegang Kode Etik Jurnalisme. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pers di Indonesia untuk terus memegang Kode Etik Jurnalisme. Karena, menurutnya, itulah kelebihan media pers dibanding citizen journalism atau jurnalisme warga. 

Ia meminta pers tidak membuat berita yang asal viral dan sensasional. 

"Mestinya berita yang baik bukan yang asal viral, bukan yang asal sensasional. Karena itu memicu bertebaran hoaks. Masih 11.000 (hoaks) di dunia digital," kata Jokowi saat membuka Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke-25 di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/9/2023). 

"Jangan terpancing bersaing karena viral, karena hoaks yang penting viral. Saya kira hal-hal seperti itu harus dihindari," tandasnya. 

Ia juga menilai PWI sebagai organisasi wartawan terbesar dan tertua di Indonesia, selama ini sudah berperan mengawal agar rakyat mendapat pemberitaan yang benar, berimbang, dan tidak ada tarik-menarik kepentingan apa pun. 

Baca Juga: Jokowi soal Revisi Permendag yang Atur TikTok Shop dkk: Besok Mungkin Keluar

Di sisi lain, Jokowi tak memungkiri saat ini kondisi industri jurnalistik dan media sedang tidak baik-baik saja. Penyebabnya, kata dia, kemajuan dunia digital. Menurut Jokowi, kondisi itu tidak terjadi di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara lain. 

"Digital ini tidak bisa kita hentikan, tidak bisa kita suruh stop," ucap Jokowi. 

"Kemarin di G20 India, ada enam negara yang berbicara soal AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan), negara besar lagi. Kalau yang saya tangkap, ada ketakutan yang amat sangat terhadap AI ini," tambahnya. 

Ia menyampaikan, negara-negara juga selalu terlambat membuat regulasi terkait hal baru. 

"Kita belum selesai belajar satu hal, sudah muncul lagi yang lain. Sekarang naskah, skrip, narasi bisa pakai AI. Bahkan membawakan berita juga bisa pakai AI," lanjut Jokowi. 

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Dapat Utang Baru Rp7,6 T dari Bank Pembangunan Asia

Di depan para pemimpin redaksi dan pengusaha media yang hadir, Jokowi mengibaratkan kritikan dari pers sebagai jamu sehat dan energi tambahan untuk pemerintah. 

Ia menuturkan, kritik yang disampaikan selama ini jenisnya bermacam-macam. Mulai dari yang halus sampai yang tidak jelas arahnya. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x