Kompas TV nasional rumah pemilu

Partai Demokrat Desak Koalisi NasDem dan PKB Buat Nama Baru: Jangan Pakai 'Perubahan'

Kompas.tv - 3 September 2023, 11:25 WIB
partai-demokrat-desak-koalisi-nasdem-dan-pkb-buat-nama-baru-jangan-pakai-perubahan
Foto arsip. Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mendesak koalisi Partai NasDem dan PKB membuat nama baru dan tidak memakai kata "perubahan".

Herzaky mengeklaim nama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) digaungkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bukan oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

"Koalisi Perubahan itu bukan Surya Paloh, bukan NasDem. Yang menggaungkan perubahan itu Mas AHY bertahun-tahun," ucap Herzaky, Sabtu (2/9/2023). 

Ia menyebut, mulanya Demokrat, NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat untuk menandatangani Piagam Kerja Sama Perubahan dan mengusung bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan.

Akan tetapi, usai NasDem mendeklarasikan Anies berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Demokrat mencabut dukungan untuk Anies.

Baca Juga: Gaduh Partai Politik Ditelikung, Puan Maharani Yakin Koalisi PPP dan PDIP Teguh

"Ada orang yang tidak komitmen, mengapa masih bawa nama 'Perubahan'? Buat nama baru, lah. Entah koalisi apa," ujar Herzaky.

"Kami tidak hengkang, tidak keluar, mereka yang buat koalisi baru," tegasnya dilansir dari Kompas.com.

Ia mengatakan, pihaknya sudah bukan mitra koalisi Partai NasDem.

Sebelumnya, Partai Demokrat resmi menyatakan keluar dari KPP yang mengusung Anies pada Jumat (1/9/2023) lalu melalui sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Pencabutan dukungan dan keluarnya partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut disampaikan oleh Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng, Jumat (1/9/2023).

Menurut Andi, keputusan itu diambil setelah Majelis Tinggi Partai Demokrat menggelar rapat di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Ia mengumumkan dua poin hasil rapat itu dalam jumpa pers di pelataran pendopo kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Bogor.

"Setelah rapat, Majelis Tinggi Partai memutuskan sebagai berikut, yang pertama, Partai Demokrat mencabut dukungan kepada Saudara Anies Baswedan sebagai (bakal) calon presiden dalam Pilpres 2024,” ujarnya.

“Kedua, Partai Demokrat tidak lagi berada dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) karena telah terjadi pengingkaran terhadap kesepakatan yang dibangun selama ini," kata Andi Mallarangeng.

Anies merupakan bacapres yang diusung KPP yang mulanya beranggotakan Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat. Namun, Demokrat mencabut dukungan terhadap Anies usai NasDem memilih Cak Imin sebagai bacawapres.

Pasangan Anies-Cak Imin akhirnya resmi dideklarasikan di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).

Selama ini, AHY digadang-gadang akan menjadi bacawapres pendamping Anies, sedangkan Cak Imin menjadi bacawapres Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.

PKB dan Cak Imin sebelumnya merupakan bagian dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang kini berubah nama menjadi Koalisi Indonesia Maju.

Akan tetapi, pada Sabtu (2/9/2023), PKB dan Cak Imin dengan gamblang menyatakan siap mendukung Anies sebagai bacapres.


Baca Juga: Respons Puan Maharani soal Deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin: Ya Udah, Mau Diapain Lagi

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun menyebut partainya ditelikung Anies dan mitra koalisinya, Partai NasDem.

“Di sisi lain, meskipun kita dibeginikan oleh (bakal) capres Anies dan mitra koalisi kita, tapi sesungguhnya kita harus bersyukur, bersyukur pada Allah SWT, bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” kata SBY dalam pertemuan dengan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

Ia kemudian menjelaskan alasan pihaknya bersyukur setelah ditelikung dan ditinggalkan oleh Anies dan mitra koalisi.

“Mengapa? Ini alasan saya, ya memang kita ditelikung dan ditinggalkan seperti ini, sekarang,” ungkapnya.

“Bayangkan, kalau ditelikungnya kita ini, ditinggalkannya kita ini satu dua hari sebelum batas pendaftaran di KPU, bayangkan seperti apa, kita masih ditolong oleh Allah, kita diselamatkan oleh sejarah,” imbuhnya.

SBY juga mengaku sudah berdialog dengan PDIP dan Partai Gerindra terkait tawaran koalisi.

Baca Juga: Puan Maharani Ungkap Peluang Koalisi PDI-P dengan Demokrat, Sebut Selalu Komunikasi

Presiden Keenam Republik Indonesia itu mengatakan Puan sudah bertemu dengan AHY beberapa saat yang lalu.

"Pak Ganjar, capres Ganjar Pranowo itu juga mengajak kalau Partai Demokrat bisa bergabung ke pihak beliau, ditandai pertemuan Mbak Puan dengan AHY beberapa saat yang lalu," kata SBY.

Selain Puan, SBY mengatakan Prabowo Subianto juga bertemu langsung dengannya untuk mengajak Partai Demokrat berkoalisi.

"Yang kedua, Pak Prabowo, beliau datang ke Pacitan, menemui saya dan menyampaikan juga ajakannya," kata SBY.

Catatan: Judul berita ini sudah diubah pada tanggal 3 September 2023 Pukul 23.15 WIB dari "Partai Demokrat Tegaskan Tetap di Koalisi Perubahan, Desak Anies-Muhaimin Buat Nama Baru" menjadi "Partai Demokrat Desak Koalisi NasDem dan PKB Buat Nama Baru: Jangan Pakai 'Perubahan'".




Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x