Kompas TV nasional peristiwa

Kisah Eddy Sampak (III-Habis): Amarah saat Cita-cita Jadi Kepala Desa Kandas

Kompas.tv - 2 September 2023, 05:05 WIB
kisah-eddy-sampak-iii-habis-amarah-saat-cita-cita-jadi-kepala-desa-kandas
Ilustrasi penembakan  (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagaimana sosok Eddy Sampak, dari seorang prajurit yang ikut dalam penumpasan pemberontakan DI/TII dan Paraku di Kalimantan Selatan, bisa terlibat tindakan kriminal?

Kisah ini diawali saat Eddy bercita-cita menjadi kepala desa di kampungnya, Kebon Jeruk, Serang, pada 1967-1969. Tapi sayang, tak banyak orang menyukai sosok yang dikenal temperamental ini.

Gagal di Serang dia mencoba peruntungan di Nagrak, Cianjur, ketika berdinas di Koramil Karang Tengah, pada 1978. Untuk modal pencalonan, ia meminjam uang Rp 3 juta kepada teman dan rentenir.  

Baca Juga: Polisi Selidiki Penembakan Mobil Anggota Ormas di Tegal oleh Orang Tak Dikenal

Eddy sangat yakin dia akan menjadi kepala desa dengan modal yang dia miliki. Namun Komandan Kodim Cianjur Letkol Kahyat, justru malah menawarkan jabatan tersebut kepada Serma Sutaryat, temannya sendiri sesama tentara. Tak pelak, Eddy menaruh curiga bahwa ada persekongkolan antara dua orang itu. Tujuannya, untuk menjegal dirinya melaju sebagai kepala desa.

Dari sinilah dia mulai menaruh dendam kepada teman-teman yang dianggap sudah menjegalnya. Dia pun menyusun langkah untuk memberi pelajaran kepada tiga orang yang dianggap menyabotase pemilihan kepala desa, yaitu Serma Sutaryat, Letkol Kahyat, dan Bupati Cianjur Ajat Sudrajat. 


Kondisi ini diperparah karena Eddy terus ditagih rentenir yang sudah meminjamkan uang modal pencalonan. Maka, rencana pun disusun. Target pertama adalah Serma Sutaryat, yang akan mencairkan cek pembayaran gaji anggota Kodim Cianjur. 

Bahkan untuk memuluskan rencananya, dia rela menyogok penjaga gudang senjata agar memberinya 200 butir peluru dan lima granat pada 6 Agustus 1979. Tapi penjaga menolak. Eddy pun akhirnya mencuri senjata dan peluru itu. Dari sinilah tragedi penembakan dan perampokan oleh sang sersan mayor itu bermula.

Baca Juga: Propam Polri Bakal Gelar Sidang Etik untuk IMS dan IG di Tersangka Kasus Penembakan Bripda IDF

Tak jadi kepala desa, Eddy malah berbalik menjadi seorang penjahat yang membunuh kawan sendiri. Dia dipicu oleh dendam yang membara gara-gara cita-cita menjadi kepala desa tak kesampaian.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x