Kompas TV nasional humaniora

Ini Pengertian Malam Satu Suro, Sejarah, Makna dan Peringatannya

Kompas.tv - 17 Juli 2023, 08:42 WIB
ini-pengertian-malam-satu-suro-sejarah-makna-dan-peringatannya
Kirab malam satu suro. Berikut sejarah serta tradisi perayaannya di Yogyakarta dan Solo (Sumber: Tribunnews.com)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Malam Satu Suro merupakan hari penting yang tercatat dalam kalender Jawa, ditandai sebagai awal dari bulan Sura atau Suro.

Perayaan ini bertepatan dengan tanggal 1 Muharam dalam kalender Hijriah. Pada tahun 2023, Malam Satu Suro jatuh pada hari Selasa, 18 Juli.

Malam Satu Suro adalah momen khusus yang merujuk pada hari pertama dalam kalender Jawa, yang bersamaan dengan bulan pertama dalam kalender Hijriah, yaitu Muharam.

Oleh sebab itu, perayaan Malam Satu Suro kerap kali bersamaan dengan Tahun Baru Islam atau 1 Muharam.

Masyarakat Jawa menggunakan istilah Suro atau Sura untuk menyebut bulan Muharam.

Baca Juga: Bukan Rabu Pon, Kali Ini Jokowi Rombak Kabinet Senin Wage Jelang 1 Suro

Istilah Suro ini berasal dari bahasa Arab, Asyura, yang berarti sepuluh. Dalam dialek Jawa, istilah ini kemudian dilafalkan menjadi Suro atau di beberapa daerah, dikenal sebagai Suran.

Peringatan Malam Satu Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib di hari sebelum tanggal 1 Sura atau 1 Muharam.

Ini didasarkan pada keyakinan Jawa bahwa pergantian hari dimulai saat matahari terbenam pada hari sebelumnya. Oleh karena itu, pada tahun 2023, 1 Suro atau 1 Muharam jatuh pada tanggal 19 Juli 2023, sehingga Malam Satu Suro berlangsung pada malam hari tanggal 18 Juli 2023.

Sejarah Malam Satu Suro

Sejarah Malam Satu Suro ini dapat ditelusuri kembali ke zaman Sultan Agung, yang memperkenalkan konsep Muharam sebagai bulan Sura.

Dikutip dari Kompas.com, dalam buku Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa penanggalan tahun Hijriah ini kemudian diadopsi oleh masyarakat Muslim Jawa dan ditetapkan oleh Sultan Agung pada abad ke-17 sebagai penanggalan aboge.

Meski sistem penanggalan ini kerap kali memiliki selisih satu hari, namun angka tahunnya tetap mengikuti tahun Jawa yang lebih muda 78 tahun daripada tahun Masehi.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x