Kompas TV nasional humaniora

Kisah Jemaah Calon Haji Lansia yang Nyasar di Makkah, Daftar dengan Cucu tapi Berangkat Sendiri

Kompas.tv - 27 Juni 2023, 20:51 WIB
kisah-jemaah-calon-haji-lansia-yang-nyasar-di-makkah-daftar-dengan-cucu-tapi-berangkat-sendiri
Jemaah calon haji lansia asal Sumenep, Jawa Timur, Bunidin, tersesat di Makkah, Arab Saudi pada akhir Mei 2023 lalu. (Sumber: Tribunnews)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Deni Muliya

SUMENEP, KOMPAS.TV - Seorang lansia yang merupakan jemaah calon haji asal Sumenep, Jawa Timur, Bunidin, sempat tersesat atau nyasar di Makkah, Arab Saudi karena pikun dan terpisah dari rombongan.

Melalui video yang diunggah akun @hamzahhamaz di Tiktok, Bunidin tampak berjalan cepat dan kelelahan.

Ketika akan diantar ke hotel, kakek berusia 87 tahun itu menolak karena merasa sedang berada di Manding, Sumenep, Pulau Madura, tempat asalnya.

Bunidin berkata akan ke Manding dan mengira jalanan di Kota Makkah itu sebagai jalanan di Jawa Timur.

"Ini kan ke utara pasar mangga itu," kata kakek Bunidin di dalam video Hamzah yang viral pada akhir Mei 2023 lalu.

Untungnya, saat ini, Selasa (27/6/2023) kakek Bunidin sudah kembali ke rombongan dan menjalankan ibadah wukuf di Arafah, Makkah.

Hal itu disampaikan anak Bunidin, Moh Hosni, dalam program Breaking News, Kompas TV, Selasa (27/6/2023).

Baca Juga: Kakek Juhani, Jemaah Haji yang Minta Turun Pesawat untuk Beri Makan Ayam Kini Wukuf di Arafah

Hosni mengaku sempat berkomunikasi dengan ayahnya melalui sambungan telepon video yang dilakukan antara anaknya dengan ketua rombongan Bunidin di Arab Saudi.

Meski lega ayahnya telah kembali bersama rombongan, Hosni menyayangkan kejadian yang menimpa sang ayah. 

Pasalnya, Bunidin sudah didaftarkan sejak 2015 bersama dengan anaknya, Moh Andi, untuk berangkat ke tanah suci bersama-sama.

Hosni mendaftarkan Andi dengan maksud bisa mendampingi ayahnya ketika menjalankan Rukun Islam yang kelima itu.

Tetapi, keberangkatan Bunidin dipercepat sebab usianya yang sudah renta. Sementara cucunya masih menunggu antrean beberapa tahun lagi seperti calon jemaah haji lainnya di Indonesia.

Hosni pun berharap kepada pemerintah agar memperbolehkan kembali jemaah lansia untuk didampingi anggota keluarga ketika berhaji.

"Mohon dengan sangat saya pak, untuk lansia itu, kalau cuma pendamping dari petugas haji itu kurang kayaknya pak. Saya mohon untuk selanjutnya, pendamping harus dari keluarga. Saya mohon dengan hormat," ujar Hosni, Selasa (27/6/2023).

Baca Juga: Lebih dari 200 Jemaah Haji Indonesia Safari Wukuf, Ibadah di Arafah dari dalam Kendaraan

Ia menilai, petugas haji dari Kementerian Agama (Kemenag) tidak cukup untuk mengawasi semua jemaah haji.

Hosni mengaku sudah mengusahakan agar anaknya dapat mendampingi sang ayah selama berhaji.

Namun, pihak Kemenag tetap tak mengizinkan hal tersebut dengan dalih sudah ada pendamping yang disiapkan pemerintah.

"Nggak bisa, udah ada petugas dari asrama haji. Sebelumnya saya sudah berusaha untuk agar anak saya menjadi pendamping," kata dia.

Ia juga mengatakan, keluarganya mengetahui kabar Bunidin yang tersesat di jalanan Kota Makkah dari video yang beredar di media sosial.

Ia mengatakan, langsung menghubungi ketua regu dari rombongan ayahnya yang bertanggung jawab selama pelaksanaan ibadah di tanah suci itu.

Hosni menduga, ayahnya merasa berangkat bersama Andi, sang cucu. Padahal ia berangkat ke Makkah seorang diri.

Cucu Bunidin, Moh Andi pun kecewa tak dapat mendampingi kakeknya berhaji karena aturan baru pemerintah.

"Harapannya sih, untuk para jemaah haji khususnya lansia ke depannya itu dibolehkan ada pendampingan dari keluarga sendiri," kata Andi.


Di sisi lain, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep Chaironi Hidayat menjelaskan, aturan pendampingan pada penyelenggaraan haji tahun 2023 ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Sebelumnya, pengawasan jemaah lansia bisa dilakukan oleh anggota keluarga yang turut berhaji. 

Tetapi, tahun 2023 ini, jemaah yang satu keluarga tapi mendapatkan kelompok terbang (kloter) yang berbeda, tidak bisa bersama. 

Untuk melaksanakan aturan baru itu, ia mengingatkan para pendamping dari Kemenag untuk mengontrol jemaahnya.

"Makanya kami minta para ketua regu untuk bertanggung jawab penuh terhadap 40 jemaahnya, harus dikontrol setiap saat," kata dia, Selasa (30/5/2023) dilansir dari Kompas.com.



Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x