Kompas TV nasional peristiwa

Belum Lihat Ponsel AKBP Buddy dan Rekaman CCTV Stasiun, Keluarga Masih Ragukan Dugaan Bunuh Diri

Kompas.tv - 1 Mei 2023, 19:47 WIB
belum-lihat-ponsel-akbp-buddy-dan-rekaman-cctv-stasiun-keluarga-masih-ragukan-dugaan-bunuh-diri
Cyprus A Tatali (kiri), keluarga AKBP Buddy Alfrits Towoliu, dalam Sapa Indonesia Malam, Senin (1/5/2023) belum yakin bahwa korban bunuh diri. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pihak keluarga AKBP Buddy Alfrits Towoliu, Kepala Satuan Reserse Narkoba (Kasatresnarkoba) Polres Metro Jakarta Timur yang ditemukan meninggal di rel kereta api, belum yakin bahwa korban bunuh diri.

Paman korban yang bernama Cyprus A Tatali mengaku, pihak keluarga belum melihat rekaman CCTV peristiwa tertabraknya Buddy oleh kereta yang melintas di Stasiun Jatinegara, Sabtu (29/4/2023).

“Kami belum menyaksikan CCTV tersebut, karena sampai saat ini, termasuk hasil autopsi juga belum dipegang, jadi kami masih menduga ini kemungkinan kecil juga untuk bunuh diri,” tuturnya di Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Senin (1/5/2023).

“Karena apa? Keluarga sebagaimana saya sampaikan sebelumnya, cukup sejahtera dan bahagia, dan tidak ada gangguan jiwa,” katanya.

Cyprus menegaskan, selain kegiatan di institusi kepolisian, korban selama ini juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk kegiatan rohani di gereja.

Baca Juga: Kedatangan Jenazah AKBP Buddy Alfrits Towoliu Disambut Isak Tangis Keluarga

“Hari Minggu kemarin, tanggal 30, dia adalah pelaksana ibadah Paskah keluarga besar Towoliu,” ungkapnya.

Jika melihat dari kacamata manusia normal, lanjut Cyprus, tidak masuk akal Buddy melakukan bunuh diri, mengingat kondisi ekonominya dapat dikategorikan sejahtera.

“Berdasarkan hal-hal itu, secara manusia normal, petama dapat promosi, umpamanya jabatan baru kan berarti bersyukur,” tuturnya.

“Kalau ada gangguan jiwa, tidak punya. Kalau hanya sakit lambung atau empedu, yang saya tahu dia sakit lambung,” imbuhnya.

Bahkan, Cyprus menilai sakit yang dialami oleh korban selama beberapa waktu terakhir, bukan alasan untuk melakukan bunuh diri.

“Kalau sakit sudah diambill tindakan berarti kan tinggal pemulihan untuk normal lagi,” tuturnya.

Terlebih, pada hari kejadian korban berangkat ke kantor bersama kerabatnya yang bernama Junaedi atau akrab disapa Nedi, untuk merenovasi ruang kerja korban.

Baca Juga: Masinis Lihat Kasat Narkoba Polres Jaktim AKBP Buddy Berdiri di Pinggir Tembok Pembatas Area Rel

Tapi, korban kemudian menerima telepon dari seseorang dan meninggalkan Junaedi sendiri.

Lalu, sekitar sejam kemudian Junaedi mendapatkan informasi bahwa korban meninggal dunia.

“Karena kecepaatan dari abis selesai mereka bicara, dia keluar itu, tidak sampai sejam itu, tahu-tahu dapat berita meninggal itu di Jatinegara,” katanya.

Pihak keluarga juga belum mengetahui penelepon tersebut, serta ke mana tujuan korban menggunakan jasa transportasi online.

“Kami belum dapat pegang handphonenya karena masih di pihak penyidik,” tegasnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x