Kompas TV nasional humaniora

Usai Konten soal Kedai di Rest Area Tol Cipali yang Getok Harga Viral, Politikus PSI Klarifikasi

Kompas.tv - 25 April 2023, 20:02 WIB
usai-konten-soal-kedai-di-rest-area-tol-cipali-yang-getok-harga-viral-politikus-psi-klarifikasi
Gambar RM Hadea di Rest Area Km 86 Tol Cipali yang diunggah oleh Jubir sekaligus Ketua DPP PSI Sigit Widodo, Sabtu (22/4/2023). (Sumber: Twitter @sigitwid)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Usai konten soal kedai di rest area Tol Cipali, RM Hadea, getok harga viral, politikus PSI Sigit Widodo klarifikasi dan minta maaf, Selasa (25/4/2022).

Melalui akun Twitter @sigitwid ia meminta maaf karena unggahan pertamanya tentang harga menu RM Hadea tidak lengkap dan dinilai sebagai informasi menyesatkan.

"Tentang cuitan pertama saya yang menyebut bahwa saya makan dua porsi nasi ayam dan teh dalam kemasan, mungkin diartikan bahwa ini hanya satu nasi dan satu ayam. Sedangkan dalam pengertian saya, satu porsi artinya nasi ditambah lauk pauk lainnya. Ini yang kemudian saya detilkan dalam wawancara dengan media," tulis Sigit, Selasa (25/4).

"Kalau ini dianggap sebagai informasi yang menyesatkan, saya mohon maaf kepada semua pihak, termasuk pada RM Hadea," imbuhnya.

Ia pun menyatakan bahwa pemilik RM Hadea telah mengakui adanya kesalahan perhitungan harga dari yang seharusnya Rp116 ribu dinaikkan menjadi Rp155 ribu oleh karyawan.

"Beliau sudah meminta maaf dan bersedia memberikan refund. Saya sangat mengapresiasi dan menghormati sikap beliau," ujarnya.

Meski sudah diberi tawaran pengembalian dana, Sigit mengaku belum mengirimkan nomer rekeningnya karena ingin bertemu secara langsung dengan pemilik RM Hadea.

Baca Juga: Usai Viral Dituding Getok Harga Nasi Ayam, RM Hadea Cipali Buka Kembali, Politikus PSI Minta Maaf

"Sampai sekarang saya belum memberikan nomor rekening untuk refund karena saya ingin bertemu dahulu dengan beliau untuk silaturahmi," imbuhnya.

Ia mengaku mengapresiasi langkah pengelola Tol Cipali yang tanggap dengan langsung menjatuhkan sanksi berupa penutupan sementara. Namun, menurutnya sanksi teguran dan peringatan tertulis saja sudah cukup.

Kandidat doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia itu menyebut, sebagai Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia dirinya tak identik dengan kekayaan dan kenyamanan.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x