Kompas TV nasional hukum

Psikolog Sosial UGM Ungkap Alasan Sebagian Masyarakat Masih Percaya Dukun Pengganda Uang

Kompas.tv - 13 April 2023, 05:25 WIB
psikolog-sosial-ugm-ungkap-alasan-sebagian-masyarakat-masih-percaya-dukun-pengganda-uang
Ilustrasi dukun pengganda uang. Psikolog sosial UGM ungkap alasan sebagian masyarakat masih percaya dengan fenomena dukun pengganda uang, Selasa (11/4/2023). (Sumber: KG MEDIA)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini menyampaikan, ada dua faktor yang menyebabkan masyarakat mudah percaya dukun. 

Pertama, korban terkena hipnotis gendam atau magic. Kedua, ada orang tertentu yang mampu memengaruhi, meyakinkan, bahkan memikat para korban untuk memercayai iming-iming yang disampaikan.

Koentjoro menambahkan, dari sisi pelaku kriminalitas, pelaku melakukan penipuan berkedok dukun untuk mendapatkan uang dengan jalan pintas. 

“Biar tidak ditagih terus penggandaan uang yang dijanjikan, korban diajak melakukan ritual yang sebenarnya untuk menghabisi nyawa korban dan mereka percaya kalau itu bagian dari ritual,” terangnya.

Agar masyarakat tidak terjebak penipuan, termasuk yang berkedok dukun, Koentjoro mengatakan perlunya pendidikan keluarga.

Orang tua perlu mengajarkan anak-anaknya mengenai ketentraman dan kesejahteraan hidup yang bukan hanya dari simbol status sosial, namun juga memaknai kebahagiaan dengan selalu bersyukur kepada Tuhan.

“Sebenarnya agak susah mencegahnya, selama motif ingin diakui masih ada. Perlu belajar sufisme untuk melawan materialisme, sehingga di sini pendidikan keluarga menjadi penting dalam mengajarkan kehidupan untuk senantiasa bersyukur pada Tuhan,” pungkasnya.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Berkedok Penggandaan Uang Masuk Tahap Penyidikan, Mbah Slamet Diperiksa Kejiwaannya

Sebagaimana ramai diberitakan akhir-akhir ini, fenomena dukun pengganda uang menjadi pembicaraan hangat, usai aksi jahat Slamet Tohari alias Mbah Slamet (45) yang berkedok dukun penggandaan uang di Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terungkap.

Sejauh ini, sudah ada total 12 orang yang menjadi korban pembunuhan Slamet. 

Polisi pun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan berbagai bentuk modus orang yang bisa menggandakan uang.


 

 



Sumber : Kompas TV/ugm.ac.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x