Kompas TV nasional hukum

Apresiasi Polisi Tangkap Pembunuh Dokter Mawartih, Menkes Minta Jaminan Keamanan Nakes di Daerah

Kompas.tv - 29 Maret 2023, 22:32 WIB
apresiasi-polisi-tangkap-pembunuh-dokter-mawartih-menkes-minta-jaminan-keamanan-nakes-di-daerah
Menteri Kesehatan Budi G Sadikin (kanan) saat melayat ke rumah duka mendiang dr. Mawartih Susanty, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin (13/3/2023). Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi langkah kepolisian yang berhasil menangkap pelaku pembunuhan dokter Mawarthi Susanti spesial paru di Nabire, Papua Tengah.   (Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id.)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi langkah kepolisian yang berhasil menangkap pelaku pembunuhan dokter Mawarthi Susanti spesial paru di Nabire, Papua Tengah.

Untuk diketahui, pembunuh dokter Mawartih berhasil ditangkap polisi, pada Rabu (29/3/2023).

“Saya mengapresiasi, POLRI khususnya Polda Papua, yang telah mengusut dan menangkap tersangka,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (29/3). 

Lebih lanjut, Menkes pun meminta aparat memastikan keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang sedang bertugas.

Dia menegaskan bahwa keamanan, keselamatan dan kesehatan merupakan hak dari setiap tenaga kesehatan, khususnya bagi mereka yang mengemban misi kemanusiaan hingga ke pelosok nusantara.

Sebab sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk dapat memastikan tenaga kesehatan yang sedang bertugas terlindungi keselamatannya.

“Saya secara khusus meminta TNI, Polri dan pemerintah daerah untuk memberikan jaminan keamanan yang baik bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya," ujarnya.

"Sehingga nakes (tenaga kesehatan) di mana pun ditempatkan, bisa menjalankan tugasnya dengan baik."

Di sisi lain, menurut Budi, mendiang Mawartih adalah sosok dokter yang penuh dedikasi, cinta dan tanggung jawab akan profesinya.

Kecintaannya ini dibuktikan dengan menjadi dokter spesialis paru satu-satunya di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, selama 6 tahun.

Baca Juga: Kematian Dokter Spesialis di Papua Disebut Janggal, Keluarga Minta Perhatian Presiden Jokowi

Diberitakan sebelumnya, dokter Mawartih ditemukan tewas di dalam rumah dinasnya di Kabupaten Nabire, Papua, Kamis (9/3) lalu.

Namun, kematian dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire itu dinilai tidak wajar karena ditemukan tewas dalam keadaan mulut mengeluarkan busa, selain itu terdapat sejumlah luka lebam dan patah tulang di tubuh korban. 

Adapun pelaku berisinial KW, yang merupakan cleaning service di tempat dokter spesialis paru itu mengabdi yakni RSUD Nabire.

Penangkapan KW berdasarkan hasil pemeriksaan dengan metode scientific crime investigation oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri.

Puslabfor memeriksa sampel air liur yang ditemukan di dada korban. Penyidik kemudian menemukan kecocokan data air liur di dada korban dengan air liur KW.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyebut dari hasil pemeriksaan, terungkap motif pembunuhan dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire tersebut.

Menurut penjelasannya, KW mengaku motif pembunuhan didasari rasa sakit hati.

"Dari keterangan pelaku bahwa motif, karena sakit hati karena ada pemotongan hasil Upah Insentif Covid-19 milik pelaku pada tahun 2020,” kata Fakhiri dalam keterangannya, Rabu (29/3).

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Dokter Paru di Nabire Ditangkap, Motif Sakit Hati Insentif Covid-19 Dipotong


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x