Kompas TV nasional kesehatan

Mitos, Bell s Palsy Akibat Penggunaan Kipas Angin Terlalu Lama, Ini Penjelasan Kemenkes

Kompas.tv - 23 Februari 2023, 17:40 WIB
mitos-bell-s-palsy-akibat-penggunaan-kipas-angin-terlalu-lama-ini-penjelasan-kemenkes
Dewi Nuryani tengah memeriksa wajah anaknya, JP (6) yang diduga mengalami gangguan pada bagian wajahnya atau Bells Palsy. Dewi mengatakan gangguan muncul karena anaknya sehari-hari kerap bermain ponsel lebih dari enam jam. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Purwanto

KOMPAS.TV – Seorang bocah perempuan di Kabupaten Tanggamus, Lampung berinisial JP (6) harus menjalani terapi rutin untuk mengembalikan bentuk bagian sisi wajahnya. Ia diduga mengidap penyakit Bell's Palsy atau kelemahan otot yang membuat setengah wajahnya terkulai.

Orang tua JP mengira gangguan itu muncul akibat JP kerap bermain ponsel di hadapan kipas angin hingga enam jam sehari. “Kurang lebihnya seperti itu (pemakaian ponsel di atas enam jam). Pokoknya kalau enggak dikasihin nangis. Ya gimana, namanya orangtua,” tutur ayah JP, Legimin kepada Kompas TV, Senin (20/2/2023).

Sang Ibu, Dewi Nuryani mengatakan, gejala perubahan bentuk otot ini diketahuinya usai JP pulang dari sekolah. Saat itu makanan dan minuman yang disuap ke mulut anaknya tumpah-tumpah.

"Mulutnya geser ke ke kiri, mata juga kedipnya cuma sebelah," jelas Dewi.

Sang ibu kemudian membawa JP ke bidan yang ada di wilayahnya. Si bidan kemudian menyarankan agar JP dibawa ke dokter anak. Sesampai di dokter anak, disarankan harus ke dokter saraf.

Benarkah Bell’s Palsy bisa disebabkan oleh terlalu sering terpapar kipas angin?

Baca Juga: Anak yang Mengalami Bell's Palsy Diduga Terlalu Lama Bermain Ponsel di Lampung Butuh Bantuan

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Bell’s Palsy disebabkan virus, bukan karena terpapar kipas angin.

Dengan kata lain, anggapan terkena kipas angin terlalu lama bisa menyebabkan Bell’s Palsy adalah salah. Ia pun menyarankan jika terjadi Bell’s Palsy segera dibawa ke dokter.

“Segera ke dokter untuk konsultasi karena sebenarnya Bell’s Palsy ini penyebabnya virus dan sembuh sendiri tapi mungkin ada yang perlu diberikan pengobatan,” tuturnya lewat pesan singkat kepada Kompas TV, Kamis (23/2/2023).

Namun demikian terlalu sering menggunakan kipas angin apalagi saat tidur mempunyai dampak buruk.

Melansir dari Live Science, meski tidak mempunyai dapak bahaya, terpapar kipas angin mempunyai beberapa risiko.  Dr. Len Horovitz, ahli pulmonologi dari rumah sakit Lenox Hill New York mengatakan, udara yang bergerak akibat kipas angin tak membawa efek fatal bagi kesehatan.

Namun, udara yang bergerak sangat cepat bisa mengeringkan saluran napas dan rongga mulut. Apalagi jika tidur dengan mulut terbuka, bisa dipastikan pagi harinya Anda akan menderita sindrom mulut kering.

Selain itu, putaran udara juga akan menyebabkan debu beterbangan, dan bukan tak mungkin debu-debu tersebut akan masuk ke saluran pernapasan.

Baca Juga: Wajah Anak Ini Terkulai Sebelah Diduga Akibat Main Ponsel di Depan Kipas Angin, Apa Itu Bell's Palsy

Dampak buruk gunakan kipas angin saat tidur



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x