Kompas TV regional peristiwa

Anak yang Mengalami Bell's Palsy Diduga Terlalu Lama Bermain Ponsel di Lampung Butuh Bantuan

Kompas.tv - 23 Februari 2023, 09:35 WIB
anak-yang-mengalami-bell-s-palsy-diduga-terlalu-lama-bermain-ponsel-di-lampung-butuh-bantuan
Ilustrasi penyakit Bells Palsy. Seorang bocah perempuan berusia 6 tahun di Lampung diduga mengalami gangguan pada bagian wajahnya atau Bells Palsy. Gangguan muncul karena bocah TK itu sehari-hari kerap bermain ponsel lebih dari enam jam di depan kipas angin. (Sumber: grid.id)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Gading Persada

LAMPUNG, KOMPAS.TV - Bocah di Kabupaten Tanggamus, Lampung berinisial JP (6) rutin menjalani terapi agar bentuk sisi wajahnya bisa kembali seperti semula.

Anak yang masih mengenyam pendidikan di taman kanak-kanak (TK) itu diduga mengidap penyakit Bell's Palsy atau kelemahan otot yang membuat setengah wajahnya terkulai.

Gangguan tersebut muncul diduga akibat JP kerap bermain ponsel di hadapan kipas angin hingga enam jam sehari. Orangtua JP tak punya pilihan ketika melarang anak bungsunya itu untuk tak main ponsel.

Keluarga pasangan buruh tani dengan penghasilan tidak tetap tersebut tinggal di perumahan sebuah taman kanak-kanak di Lampung.

Baca Juga: Aksi Ibu Carikan Obat Ganja untuk Anaknya yang Mengidap Cerebral Palsy Undang Simpati

Saat ini mereka berharap adanya bantuan untuk mengobati kesembuhan anak bungsunya yang tengah dalam tahap penyembuhan itu.

“Kurang lebihnya seperti itu (pemakaian ponsel di atas enam jam). Pokoknya kalau enggak dikasihin nangis. Ya gimana, namanya orangtua,” tutur ayah JP, Legimin kepada Kompas TV, Senin (20/2/2023).

Ibunda JP, Dewi Nuryani mengatakan gejala perubahan bentuk otot ini diketahuinya usai JP pulang dari sekolah.

Baca Juga: Bocah di Lampung Kena Bell's Palsy Gegara Berjam-jam Main Ponsel Depan Kipas Angin

"Setelah pulang sekolah saya suapin. Itu nasi jatuh-jatuh (dari mulut), minum air putih tumpah-tumpah. Mulutnya geser ke ke kiri, mata juga kedipnya cuma sebelah," jelas Dewi Dewi kemudian membawa JP ke bidan yang ada di wilayahnya. Namun, bidan menyarankan agar JP dibawa ke dokter anak.

"Setelah sampai sana ternyata tidak bisa kalau dokter anak. Harus ke dokter saraf," tutur Dewi.

Dewi Nuryani tengah memeriksa wajah anaknya, JP (6) yang diduga mengalami gangguan pada bagian wajahnya atau Bells Palsy. Dewi mengatakan gangguan muncul karena anaknya sehari-hari kerap bermain ponsel lebih dari enam jam. (Sumber: Kompas TV)

Berdasarkan diagnosa dokter ahli saraf, JP didiagnosa mengalami Bell’s Palsy. Ia harus menjalani pengobatan rutin untuk mengembalikan bentuk wajahnya.

Dalam dua bulan ini, JP telah menjalani 18 kali terapi di dokter saraf. Kondisi wajahnya perlahan membaik meski belum dinyatakan sembuh total oleh dokter.

Baca Juga: Pria di Tasikmalaya Tega Tusuk Kakak Kandung Hingga Tewas, Didiuga Gangguan Jiwa


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x