Kompas TV nasional peristiwa

Mantan Ketua RT Ungkap Perilaku Keluarga Kalideres, Tak Urus Orang Tua Sakit Sampai Meninggal

Kompas.tv - 17 November 2022, 10:02 WIB
mantan-ketua-rt-ungkap-perilaku-keluarga-kalideres-tak-urus-orang-tua-sakit-sampai-meninggal
Muhammad Mundji, mantan ketua RT 007 RW 003, Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat, menceritakan kehidupan keluarga Rudyanto sewaktu masih tinggal di wilayahnya, Rabu (16/11/2022). Diketahui, keluarga Rudiyanto terdiri dari empat orang ditemukan tewas di dalam rumah mereka di Citra Garden Kalideres Jakarta Barat. (Sumber: TribunJakarta)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang pria bernama Muhammad Mundji (70) memberikan kesaksian mengenai masa lalu satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Mundji mengaku kenal dengan keempat korban yang tewas secara misterius itu, yakni Rudyanto Gunawan (71), istrinya Margaretha Gunawan (68).

Baca Juga: Polisi Temukan Fakta Baru Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Dalam Waktu Dekat Terpecahkan

Lalu, Dian Febbyana (40) anak dari pasangan Rudyanto dan Margaretha, serta korban terakhir Budianto Gunawan (69), yang merupakan adik dari Rudyanto.

Mundji menuturkan lama bertetangga dengan mereka saat masih tinggal di Gang Lilin 11 RT 007 RW 003, Kelurahan Gunung Sahari Utara, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Terlebih, Mundji pernah menjabat sebagai Ketua RT di wilayah itu. Karenanya, dia cukup mengetahui masa lalu korban yang merupakan bekas warganya itu.

Mundji bercerita, Rudyanto Gunawan mempunyai ayah bernama Tan Giok Tjin. Ia sudah tinggal di rumahnya di Gang Lilin itu sejak tahun 1960-an.

Menurut Mundji, Tan Giok Tjin dan istrinya memiliki tiga anak. Masing-masing bernama Rudyanto Gunawan, Budyanto Gunawan dan Cacang.

Mundji mengatakan, masa kecil Rudyanto Gunawan memang dihabiskan di rumah kedua orang tuanya yang berada di Gang Lilin itu.

Baca Juga: Nyanyian Sopir Ambulans Bongkar Rekayasa Kematian Pria di Bogor yang Viral Bisa Hidup Lagi

Selama bertetangga, Mundji mengenal Rudyanto sebagai sosok yang baik dan pendiam. Hanya, sejak kecil Rudyanto memang pribadi yang tertutup.

"Orangnya baik tapi tertutup. Dari kecil sudah tertutup. Enggak banyak omong dan pendiam," kata Mundji dikutip dari TribunJakarta.com, Rabu (16/11/2022).

Tak hanya Rudyanto, kata Mundji, adiknya Budyanto dan Cacang juga memiliki sifat yang sama. Mereka jarang sekali bersosialisasi dengan tetangga sekitar.

"Semua sama, enggak banyak omong. Adek-adeknya juga sama seperti Rudyanto," ucap Mundji.

Setelah itu, saat dewasa Rudyanto menikah dengan wanita bernama Reny Margaretha. Mereka kemudian tinggal bersama oeang tuanya di Gang Lilin.

"Menikahnya di Jawa tapi tinggal di sini. Satu rumah sama orang tuanya," ujar Mundji.

Baca Juga: Dikabarkan Hilang, Mobil Milik Satu Keluarga Tewas di Kalideres Ternyata Dijual ke Dealer Rp160 Juta

Adiknya Budyanto pun demikian. Karena belum menikah, dia juga tinggal di rumah orang tuanya. Sementara Cacang yang sudah menikah memilih pindah rumah.

Dari pernikahannya itu, Rudyanto dan Margaretha dikaruniai seorang anak bernama Dian Febbyana.

"Jadi yang tinggal di sana orang tuanya, Rudyanto, istrinya, Dian sama Budianto," ujar Mundji.

Mundji melanjutkan, ayah Rudyanto, Tan Giok, dalam kesehariannya membuka usaha percetakan di rumah untuk pembuatan kartu undangan.

Selama membuka usaha itu, kata Mundji, Rudyanto tak ikut membantu ayahnya. Ia lebih memilih bekerja sebagai karyawan percetakan di kawasan Kota.

Berbeda dengan Budyanto yang memilih membantu ayahnya menjalani usaha percetakan tersebut.

Baca Juga: Polisi Klaim Telah Temukan Titik Terang Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Tak Mengurusi Ayahnya yang Sakit

Lebih lanjut, Mundji mengatakan pada 1997 Tan Giok Tjin sakit setelah terjatuh dari kamar mandi rumahnya.

Menurut Mundji, Tan Giok saat itu mengeluh kesakitan, bahkan sampai sulit berjalan. Akhirnya, Tan hanya bisa terbaring di tempat tidur.

Ketika Tan Giok sakit, Mundji menyebut anak-anak Tan hingga menantunya tidak ada yang mengurusi ayahnya. Mereka, disebut Mundji, sama sekali tidak peduli dengan kondisi ayah mereka.

"Setelah jatuh sakit itu, anak-anaknya pada cuek. Enggak mikirin. Pak Rudy enggak peduli," kata Mundji.

Bahkan, istri Tan sampai meminta pertolongan kepada Mundji yang kala itu masih menjabat Ketua RT untuk mengurusi suaminya.

Mundji mengaku kerap dimintai tolong untuk membelikan obat oleh istri Tan. Selain itu, ia juga masih ingat pernah mengantarkan Tan ke rumah sakit naik bajaj.

"Anaknya enggak pernah ngurus. Anak kandung loh itu," ujar Mundji.

Baca Juga: Pengakuan Tukang Jamu Langganan, Satu Korban di Kalideres Ingin Pinjam Uang Rp50 Juta untuk Operasi

Dalam kesaksiannya, Mundji menuturkan anak-anak Tan tak pernah membawa ayah mereka ke rumah sakit atau sekadar ke tempat urut.

Tiba-tiba, Mundji mendapat kabar dari istri Tan bahwa ayah Rudyanto tersebut sudah meninggal. Tan meninggal terbaring di kasur rumahnya.

Setelah meninggal, Mundji sendiri selaku Ketua RT yang mengurusi semua surat-surat kematian Tan.

Tak berselang lama setelah Tan meninggal, istrinya kemudian menyusul. Sampai saat ini, Mundji tak tahu penyakit apa yang diderita oleh Tan Giok Tjin dan istrinya.

"Sama anak-anaknya enggak dibawa ke dokter sehingga enggak tahu penyakitnya apa," ujar Mundji..

Selanjutnya, kata Mundji, Rudyanto memilih menjual rumah orang tuanya di Gang Lilin. Mereka kemudian pindah ke Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, pada 1997.

Baca Juga: Kondisi Terakhir Korban Tewas Sekeluarga di Kalideres Terungkap: Tadinya Cantik, Jadi Kurus Pucat

Mereka pun hidup di sana sampai akhirnya keempat korban ditemukan tak bernyawa pada Kamis (10/11/2022). Polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda.

Namun, waktu kematian satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu diperkirakan terjadi lebih dari dua pekan sebelum jasad mereka ditemukan.




Sumber : TribunJakarta


BERITA LAINNYA



Close Ads x