Kompas TV nasional peristiwa

Komnas HAM Simpulkan Gas Air Mata Pemicu Utama Kematian Pada Tragedi Kanjuruhan, Bukti di Pintu 13

Kompas.tv - 2 November 2022, 18:21 WIB
komnas-ham-simpulkan-gas-air-mata-pemicu-utama-kematian-pada-tragedi-kanjuruhan-bukti-di-pintu-13
Ilustrasi. Orang-orang memeriksa kumpulan foto korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang untuk mencari kerabat yang masih menghilang, Minggu (2/10/2022). (Sumber: Dicky Bisinglasi/Associated Press)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS - Komnas HAM merilis hasil investigasi pada hari ini, Rabu (2/11/2022) dan menyimpukan, gas air mata pemicu utama kematian dan jatuhnya korban di Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. 

Hal itu diungkap Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam yang  mengatakan gas air mata jadi pemicu utama, baik langsung maupun tidak langsung di malam kelam Tragedi Kanjuruhan. 

"Gas air mata itu pemicu utama jatuhnya korban meninggal, luka-luka, maupun trauma," kata Anam, Rabu diikuti dari Breaking News Kompas TV. 

Anam lantas menjelaskan, tembakan gas air mata menjadi penyebab langsung jatuhnya korban dan jadi penyebab kematian terjadi di pintu 13.

Tembakan gas air mata, kata Anam, juga jatuh di pintu Tribun 13 dan disebut bisa membuat kondisi jadi mematikan.  

"Walaupun dia bukan sesuatu yang mematikan, tetapi dalam ruang tertentu, kondisi tertentu, dia bisa mematikan. Itu yang terjadi di pintu 13," katanya.

"Video kunci menunjukkan itu. Namun apakah luka yang dialami korban itu diakibatkan gas air mata, kita akan tunggu autopsi yang dilakukan secara ilmiah," katanya.

Baca Juga: 45 Kali Aparat Tembakan Gas Air Mata di Kanjuruhan, 135 Amunisi Diprediksi Terlontar ke Aremania

Dampak Tak Langsung Gas Air Mata

Anam lantas menyebutkan, gas air mata menjadi penyebab tidak langsung jatuhnya korban. 

Yakni, saat gas air mata yang ditembakkan aparat berdampak bikin penonton panik, sesak napas, dan gangguan penglihatan.

Efeknya, terjadi desak-desakan dari para penonton untuk keluar dari Stadion Kanjuruhan.


 

"Kalau tidak langsung, tembakan ke tribun itu menimbulkan kepanikan, dari panik itu menimbulkan sesak napas, mata sakit, lalu keluar pintu yang curam seperti itu, ada yang jatuh dan berdesakan," papar Anam. 

"Ada juga yang luka dan meninggal," lanjutnya. 

Baca Juga: Komnas HAM: Ada 45 Tembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kelam 1 Oktober 2022 lalu usai laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Saat ini korban yang jatuh sebanyak 135 jiwa melayang, termasuk anak-anak dan perempuan. 

Ratusan korban lainnya masih luka-luka dan sampai kini disebut masih banyak trauma. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x