Kompas TV nasional sosok

Mengenang Brigjen Polisi Roekmini: Lawan Pemerintah di DPR, Berpihak pada Rakyat di Komnas HAM

Kompas.tv - 3 September 2022, 09:16 WIB
mengenang-brigjen-polisi-roekmini-lawan-pemerintah-di-dpr-berpihak-pada-rakyat-di-komnas-ham
Buku Mata Hati Roekmini: Nurani untuk Hak Asasi (Sumber:istimewa-)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

Kala itu, Komnas HAM menjadi tumpuan masyarakat untuk mengadukan persoalan pelanggaran HAM.

Rupanya, kehadirannya di Komnas HAM membuat dirinya makin menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat. Dia seolah meninggalkan baju jenderalnya.

Sehingga beberapa peristiwa tidak mengenakan sering dialami. Misalnya, pada sebuah acara diskusi di Surabaya, Jawa Timur pada 1 Mei 1994, Roekmini dicekal di sana. Alasan polisi karena tak berizin.

Seperti diberitakan Harian KOMPAS, 13 Mei 1994, Kapuspen TNI Brigjen Syarwan Hamid saat itu mengatakan pemerintah tidak keberatan bila Roekmini hadir dalam diskusi.

"Tapi tidak semua diskusi diberikan izin. Izin tidak akan diberikan untuk topik diskusi dan pembicara diskusi yang dicurigai akan menghasut," ujar Syarwan Hamid.

Kasus lain yang cukup menarik perhatian warga adalah saat Pasar Anyar Bogor terbakar pada 1996. Pasar yang usianya tua itu terbakar dan menelan korban nyawa hingga lebih dari 70 orang, jumlah fantastis untuk kebakaran pasar. Namun, pemerintah kala itu merilis "korban resmi hanya" 10 orang tewas.


Jumlah korban yang di-'diskon' ini dicurigai sebagai bentuk menutupi kesalahan pemerintah dalam mengelola fasilitas publik.   

Roekmini yang sudah jadi bagian dari Komnas HAM tak mau percaya pada laporan resmi pemerintah.

Dia menelisik sisi lain yang diabaikan, yakni adanya pengabaian terhadap keamanan rakyat.

“Dari kasus itu yang pasti adalah keselamatan pekerja tidak terpenuhi,” ujarnya.

Namun, usia Roekmini ternyata tidak panjang. Kanker tenggorokan membuatnya harus bolak-balik ke rumah sakit hingga rawat inap.

Puncaknya pada 2 September 1996, Roekmini, anak keenam dari delapan bersaudara dari pasangan R. Soedarso dan Raden Ayu Soemina, itu meninggal di Rumah Sakit Angkatan Darat Jakarta pada usia 57 tahun.

Baca Juga: Sosok 2 Polwan yang Naik Pangkat Jadi Irjen dan Brigjen, Ada yang Bukan Lulusan Akpol, Lho

Besoknya, Selasa pagi 3 September 1996,  jenazah langsung berangkat ke Yogyakarta dan kemudian dibawa ke Desa Balerejo, Kebonsari, Madiun, untuk dikebumikan di Mangunarsan, makam keluarga.

Begitu singkat jenazah berada di Jakarta hingga beberapa pejabat tinggi belum sempat memberi penghormatan terakhir, termasuk Presiden Soeharto saat itu.




Sumber : Kompas TV, Harian Kompas


BERITA LAINNYA



Close Ads x