Kompas TV nasional kesehatan

Hari Keluarga Nasional dan Pentingnya Bimbingan Perkawinan untuk Cegah Stunting Anak

Kompas.tv - 29 Juni 2022, 22:30 WIB
hari-keluarga-nasional-dan-pentingnya-bimbingan-perkawinan-untuk-cegah-stunting-anak
Ilustrasi keluarga. (Sumber: Kompas.com/canva)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

Menurut Indah, penyiapan keluarga melalui bimbingan perkawinan ini juga merupakan salah satu kunci untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia.

"Proses stunting sebenarnya kronis. Dalam mengatasi stunting, perlu peran dari semua sektor dan tatanan masyarakat," tulis dokter spesialis anak RSUD Sardjito, Endy Paryanto Prawirohartono, dilansir dari situs resmi RSUD Sardjito (22/7/2019).

Menurutnya, salah satu upaya pencegahan stunting adalah edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga.

Selain itu, pemahaman calon ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi saat hamil juga penting untuk disosialisasikan.

Dilansir dari Sehat Negeriku Kemenkes, faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik, terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak, juga menjadi penyebab stunting pada anak.

Risiko stunting menjadi lebih tinggi apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang ketika masa remaja kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan dan laktasi, akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.

Baca Juga: Pencegahan Stunting Adalah Perintah Agama, Kemenag dan BKKBN Sinergi Cegah Stunting

Dilansir dari Kompas.com, Anggota Tim Pedoman Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin Kementerian Agama (Binwin Catin Kemenag) Alissa Wahid menjabarkan materi bimbingan perkawinan, di antaranya psikologi keluarga, konsep berkeluarga dari kacamata agama, kesehatan keluarga dan kesehatan reproduksi, serta keterampilan komunikasi.

Kemudian, mengelola konflik, mengelola kebutuhan keuangan keluarga, dan persiapan calon pengantin menjadi orang tua.

Hal lain yang diajarkan dalam bimbingan perkawinan yakni tentang kesadaran diri dengan kebutuhan dan karakter diri sendiri, sadar kebutuhan dan karakter pasangan, serta mampu mengelola dirinya sendiri dan mengelola hubungannya.

"Dengan demikian persiapan berkeluarganya jadi lebih baik. Ketika dia merencanakan kelahiran anaknya, misalnya dia bisa mengukur apa saja yang dia lakukan," pungkasnya, Selasa (19/11/2019).

 




Sumber : berbagai sumber


BERITA LAINNYA



Close Ads x