Kompas TV nasional rumah pemilu

Dua Faktor Ini Dinilai Bikin Cak Imin-Yenny Wahid Sulit Rujuk Meski Pernah Bersama di PKB

Kompas.tv - 23 Juni 2022, 16:30 WIB
dua-faktor-ini-dinilai-bikin-cak-imin-yenny-wahid-sulit-rujuk-meski-pernah-bersama-di-pkb
Cak Imin dan Yenny Wahid (Sumber: Tribunnews)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti politik Islam dari The Political Literacy, Muhammad Hanifuddin menilai ada dua faktor yang membuat Ketum PKB Abdul Muhaimin atau Cak Imin sulit rujuk dengan Yenny Wahid.

Padahal, kata Hanifuddin, keduanya juga pernah di PKB dalam sejarah dan membesarkan partai yang didirikan Gus Dur dan ulama-ulama NU pada 23 Juli 1998 itu.

“Ada dua faktor mengapa rujuk keduanya sulit dilakukan. Pertama, keduanya memiliki rekam jejak konflik struktural-organisasional,” ujarnya kepada KOMPAS.TV Kamis (26/6/2022).

“Jalan keluar dari konflik ini adalah saling menegasikan. Bukan saling mengupayakan konsensus. Karena itu, gerbong Mbak Yenny tidak terakomodir dalam PKB pimpinan Cak Imin,” ujarnya.

Maka dari itu, lanjut Hanifuddin, tidak aneh jika banyak yang tidak suka atau bahkan keluar dari barisan Cak Imin. 

“Tidak aneh jika, sebagian kalangan ikut keluar dari PKB Cak Imin. Termasuk jaringan Gusdurian yang ikut tidak respek terhadap kepemimpinan Cak Imin,” paparnya.

Untuk faktor kedua yang bikin Cak Imin dan Yenny Wahid sulit rujuk, kata Hanif, adalah faktor simbolik dari keduanya yang kuat.

“Faktor kedua, kedua tokoh ini, hingga saat ini masih terjebak pada konflik simbolik. Di mana masing-masing menjadi simbol dari kedua loyalis,” ujarnya.

Baca Juga: Cak Imin Sentil Yenny Wahid: Bikin Partai Sendiri Saja Gagal Lolos

Baca Juga: Cak Imin dan Yenny Wahid Idealnya Bersatu untuk PKB, Tapi…

Cak Imin-Yenny Wahid Enggan Bersatu

Apalagi, kata Hanif, keduanya juga enggan bersatu.

“Statement kedua tokoh juga masih menunjukkan adanya konflik tersebut. Karena itu, belum beranjak untuk keinginan rujuk,” ucapnya.

Meskipun, kata Hanif, rujuk juga bukan pilihan satu-satunya.

“Namun demikian, khususnya Cak Imin harus berpikir keras dan terus berusaha untuk mendekat kepada basis massa loyalis Mbak Yenny."

Isu kudeta yang santer terdengar, lanjut Hanif, juga dapat dijadikan bahan evaluasi Cak Imin.

“Ada riak-riak kecil yang perlu diselesaikan secara bijak. Meskipun, kemungkinan kudeta terbilang kecil.  Selain karena Cak Imin juga telah bisa memberikan bukti. Yakni peningkatan suara PKB pasca konflik,” ujarnya.  

Ia pun menyebut, sosok Yenny Wahid sendiri bukanlah sosok ambisus dengan kekuasaan.

"Di sisi lain, secara personal, Mbak Yenny bukanlah sosok yang ambisius merebut kekuasaan. Nilai-nilai Gus Dur sangat mempengaruhinya," tuturnya. 

Terkini, Yenny Wahid dan Cak Imin pun 'perang cuitan Twitter' soal partai dan PKB.

Cak Imin menyebut Yenny Wahid bukan bagian dari PKB, sedangkan Yenny mencuitkan balasan dengan bilang soal jangan baper sebagai politisi. 

Baca Juga: Perang Twit dengan Muhaimin, Yenny Wahid : Cak Imin Bisanya Mengambil Partai Orang Lain

Sebagai informasi, PKB sendiri didirikan oleh Gus Dur pada 23 Juli 1998 bersama ulama NU lain, yakni KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH Mustofa Bisri, dan KH A Muhith Muzadi.

Sedangkan Yenny Wahid pernah menjabat sebagai Sekjen PKB periode 2005-2010 tapi dicopot pada 2008 oleh PKB yang saat itu dipimpin Cak Imin.

Untuk perolehan suara, PKB pada Pileg 2014 adalah 11.298.950 atau 9,04 persen. Sedangkan pada Pileg 2019 mendapatkan 13.570.097 suara atau 9,69 persen dan berhasil menjadi partai keempat terbanyak memperoleh suara.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x