Kompas TV nasional peristiwa

Produsen Sampah Plastik Saset Diminta Bertanggungjawab pada Pencemaran Perairan Jakarta

Kompas.tv - 20 Juni 2022, 12:21 WIB
produsen-sampah-plastik-saset-diminta-bertanggungjawab-pada-pencemaran-perairan-jakarta
Ilustrasi sampah plastik yang mencemari laut Indonesia. Sampah plastik memenuhi tepian pantai di Cilincing, Jakarta Utara. (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Hasya Nindita | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah produsen diminta bertanggungjawab usai sampah sasetnya ditemukan mencemari perairan Jakarta. 

Komunitas Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), Ecoton, dan River Warrior meminta produsen untuk menghentikan produksi saset sebagai bungkus produk.

Berdasarkan hasil kegiatan susur sungai dan brand audit di perairan Jakarta selama satu pekan yakni mulai Minggu (12/6/2022) hingga Minggu (19/6/2022), diketahui sampah saset PT Unilever mendominasi cemaran sampah saset diperairan Jakarta disusul oleh Indofood, Wings, santos Jaya dan Mayora.

"Solusi jangka panjangnya, produsen harus menghentikan produksi saset karena saset masuk kategori sampah residu yang tidak bisa didaur ulang," ujar peneliti Ecoton, Daru Setyorini, dalam keterangan yang diterima, Senin (20/6/2022).

Baca Juga: Sampah Saset Cemari Perairan Jakarta, Somasi Dilayangkan ke Jokowi dan Anies

Sampah saset ditemukan mengapung, terjerat ranting atau batang pohon, hingga di pantai dan terpendam di bantaran sungai.

Daru mengatakan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, produsen wajib bertanggung jawab atas sampah saset yang dihasilkan.

Ia menjelaskan, ada empat lapisan plastik dalam satu saset, seperti alumunium foil, polimer EVOH, PP dan plastik laminasi. 

Sementara, dalam proses daur ulang, plastik harus dipisahkan lebih dahulu berdasarkan jenis polimernya.

"Hal ini tidak ada pendaurulang yang melakukan (daur ulang), maka sebagian besar saset dibakar atau dibiarkan terapung di sungai dan di laut,” kata Daru.

Baca Juga: Mengejutkan, Sampah Manusia Telah Ditemukan di Mars

Lebih lanjut, hasil susur sungai menunjukkan sampah bekas pembungkus mi instan Indofood paling banyak ditemukan di Pulau Rambut, Kepulauan Seribu.

"Jenis sampah mie instan paling banyak ditemukan sepanjang kegiatan clean up Pulau Rambut,” kata perwakilan GIDKP, Rahyang Nusantara.

Kemudian, River Warrior menyusuri perairan Muara Kali Adem hingga muara Kali Angke pada Selasa (14/6/2022).

"Sampah saset Unilever banyak ditemukan mengapung di Kali Adem, Muara Angke hingga Pulau G bahkan ditemukan banyak yang tersangkut di dahan dan akar-akar mangrove, ” kata perwakilan River Warrior, Alaika Rahmatullah.

Sementara itu, Komunitas Peduli Ciliwung Condet, Ciliwung Institut, dan Ecoton menyusuri Kali Ciliwung daerah TB Simatupang-Condet, pada Minggu (19/6/2022) dan ditemukan lebih dari 1.000 batang pohon masih terlilit sampah plastik.

"Sampah saset Unilever banyak ditemukan tersangkut di dahan pohon loah, terpendam di bantaran, dan terapung di sungai,” kata Prigi Arisandi dari Ecoton.

Baca Juga: Anies Ajak Warga Dukung Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah, Lakukan Pemilahan di Tingkat RW

Berdasarkan hasil audit GIDKP, Ecoton, dan River Warrior dari 500 sampel sampah, sampah saset di Pulau rambut berasal dari produsen Indofood, yakni 39 persen, Unilever 16 persen, Wings 16 persen, Santos Jaya 3 persen, Mayora 9 persen.

Kemudian di Ciliwung Condet, sampah saset Unilever 28 persen, Wings 27 persen, Indofood 14 persen, Santos Jaya 13 persen, dan Mayora 7 persen.

Selanjutnya di Muara Angke atau Kali Adem: sampah sachet Unilever 58 persen, Indofood 14 persen, Wings 14 persen, Santos Jaya 9 persen, dan Mayora 3 persen.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x