Kompas TV nasional viral

Heboh Video Nakes dan Mahasiswi Keperawatan Disebut sebagai Perilaku Tidak Etis Bermedia Sosial

Kompas.tv - 3 Juni 2022, 16:33 WIB
heboh-video-nakes-dan-mahasiswi-keperawatan-disebut-sebagai-perilaku-tidak-etis-bermedia-sosial
Viral video tenaga kesehatan (nakes) yang uyel-uyel bayi baru lahir. Ia juga terlihat menempelkan wajahnya yang bermasker ke wajah bayi. (Sumber: Tiktok)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

"Etika bermedia sosial sesungguhnya tak memiliki perbedaan yang signifikan dengan etika kita dalam berkomunikasi di kehidupan nyata," terang Zam.

Artinya, imbuh dia, etika bermedia sosial dan etika dalam komunikasi sehari-hari sama-sama bertujuan untuk membentuk niat, sikap, dan perilaku yang etis untuk kebaikan bersama.

"Ini untuk kondisi yang ideal. Sayangnya, idealitas ini tidak selalu sejalan dengan realitas," kata dosen yang memiliki minat riset di bidang komunikasi digital ini.

Menurutnya, etika atau etika komunikasi tidak selalu bisa dirumuskan dalam bentuk peraturan atau regulasi formal.

"Sehingga ia biasanya berwujud dalam kode etik, misalnya kode etik profesi, misalnya kode etik dokter, kode etik dosen, dan seterusnya," tutur Zam.

Sementara itu, tambah Zam, etika juga bisa muncul dalam bentuk kesepakatan atau konsensus yang disepakati bersama.

Baca Juga: Heboh Unggahan Curhat Mahasiswi Pasang Kateter Pasien Pria, Ini Tanggapan RSUD Wonosari

"Misalnya etika dalam berkomunikasi secara daring, bermedia sosial, dan semacamnya," imbuhnya.

Oleh karena itu, Zam menyarankan agar edukasi dan literasi terkait etika bermedia sosial serta hal-hal yang berkaitan dengan itu dipraktikkan bersama oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Tanpa terkecuali," tegas salah satu pegiat literasi digital di Jaringan Pegiat Literasi Digital ini.

"Seluruh lapisan masyarakat juga harus mau mengambil peran aktif untuk menjadi aktivator dan evaluator dalam implementasinya," imbuhnya.

Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 secara nasional mendapatkan skor 3,49 atau berada di level "sedang".

Berdasarkan indeks yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika itu, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi wilayah dengan skor literasi digital tertinggi, yakni 3,71.

Ibu Kota Indonesia, DKI Jakarta, justru tidak masuk dalam sepuluh besar daerah dengan skor literasi digital tertinggi, dengan mengantongi skor 3,51.

Sedangkan daerah dengan skor literasi digital terandah ialah Maluku Utara dengan nilai indeks 3,18.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x