Kompas TV nasional peristiwa

Suara Parau dan Tangis Tertahan Pendeta Jack Manuputty untuk Buya Syafii Maarif

Kompas.tv - 28 Mei 2022, 19:27 WIB
suara-parau-dan-tangis-tertahan-pendeta-jack-manuputty-untuk-buya-syafii-maarif
Pendeta Jacky Manuputty dalam sebuah kesempatan. Ia saat takziyah virtual di malam Buya Syafii Maarif pergi tak kuasa menahan air mata dan suaranya parau. (Sumber: BBC)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dengan suara parau, Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty atau yang dikenal sebagai Jacky Manuputty dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), terbata-terbata bicara. Ia tampak menahan air mata saat mengucap nama sahabatnya, Buya Syafii Maarif.

Namun, Jacky Manuputty pun akhirnya tak kuasa membendung tangis. Matanya sembab. Ia sempat terdiam sebentar, lalu melanjutkan bicara untuk mengenang sosok Buya Syafii Maarif.

Jacky Manuputty hadir sebagai penutup dalam forum Takziah Virtual PP Muhammadiyah, Jumat malam (27/5/2022).

“Saya menimba seluruh pengetahuan dan kebijakan Buya yang saya anggap sebagai sumur yang tidak pernah kering,” ujarnya diikuti KOMPAS TV secara virtual di Youtube TV Muhammadiyah.

Penerima Maarif Award karena aktivitas perdamaianya itu menjelaskan, Buya Syafii Maarif bukan sekadar guru, tetapi ia adalah orang tua baginya.

“Saya belajar dari Buya bahwa mereka yang berakar dengan sangat dalam pada agamanya harusnya terbuka pada kemanusiaan dan mencintai bangsa ini. Itu yang dikatakan Buya dalam lakon kehidupannya," paparnya. 

Baca Juga: PGI Usul Buya Syafii Maarif Dijadikan Pahlawan Nasional dan Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Ia mengingat, Buya pernah mengatakan saat ini banyak sekali orang yang memuja-muja Pancasila tetapi mengkhianatinya di dalam tindakan.

Ungkapan yang menurutnya sangat dalam maknanya, tetapi sekaligus mengingatkannya dan banyak teman lain agar tidak lelah menjaga negeri ini.

"Kita betul-betul berduka, negeri ini betul-betul berduka kehilangan guru bangsa,” ucapnya sambil menahan air mata.

Ia pun diam sejenak, seperti ada yang tercekat di kerongkongannya ketika mengenang pribadi Buya Syafii Maarif. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x