TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (30/4/2024), bersumpah akan menyerbu dan menyerang Rafah, kota di bagian selatan Jalur Gaza di mana satu juta lebih warga Palestina berlindung dari bombardir Israel yang telah berlangsung selama 7 bulan.
Netanyahu menyatakan Israel akan masuk ke Rafah untuk menghancurkan batalion Hamas di sana "dengan atau tanpa kesepakatan" gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Israel dan Hamas saat ini tengah melakukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan untuk membebaskan tahanan dan memberikan sedikit bantuan kepada warga Palestina di enklafe yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007 itu.
"Kami tidak akan menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuan. Kami akan masuk ke Rafah dan menghilangkan batalion Hamas di sana, apa pun yang terjadi, untuk meraih kemenangan total," kata Netanyahu.
Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan keluarga tahanan yang ditahan oleh militan di Gaza, seperti dikutip dari pernyataan yang dirilis kantornya.
Netanyahu sering bersumpah untuk mencapai "kemenangan total" dan telah mendapat tekanan dari mitra pemerintah nasionalisnya untuk melancarkan serangan ke Rafah, yang diklaim Tel Aviv sebagai benteng utama terakhir Hamas.
Dalam beberapa hari terakhir, muncul harapan akan terwujudnya gencatan senjata yang akan menghindari serangan Israel ke Rafah, tempat lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza berlindung.
Baca Juga: Mesir Ungkap Usulan Gencatan Senjata Terbaru Israel-Hamas, Akan Diputuskan dalam Waktu Dekat
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.