Kompas TV nasional peristiwa

Effendi Simbolon: Tanpa Perlu Jadi Anggota, Jokowi Tahu Percakapan WA Grup TNI-Polri

Kompas.tv - 1 Maret 2022, 21:18 WIB
effendi-simbolon-tanpa-perlu-jadi-anggota-jokowi-tahu-percakapan-wa-grup-tni-polri
Anggota Komisi I DPR RI dari PDIP Effendi Simbolon dalam sebuah kesempatan Effendi Simbolon ikut angkat bicara terkait percakapan WA Grup TNI-Polri yang dikritisi Presiden Joko Widodo. (Sumber: KOMPAS.com / Mei Leandha)
Penulis : Vidi Batlolone | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS. TV – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta perwira TNI-Polri mendisiplinkan diri dalam percakapan aplikasi WhatsApp (WA) grup.

Menanggapi ini, anggota Komisi Pertahanan DPR RI Effendi Simbolon mengatakan komunikasi di WA Grup TNI-Polri memang bernuansa sangat bebas.

Menurut pantauan Effendi bebasnya komunikasi tersebut, setidaknya sudah terjadi selama 8 tahun terakhir. Bahkan, disebutkan Effendi, perdebatan ise di berbagai grup tersebut, sama seperti masyarakat sipil.

“Paling tidak ini tahun ke 8, bebasnya komunikasi antara TNI dan Polri  aktif, keluarganya, dengan nuansa yang bukan tupoksi (tugas pokok dan fungsi),” ujar Effendi Simbolon saat menjadi narasumber di Program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (3/1/2022).

Menurut Effendi, Presiden Jokowi sudah mengetahui hal ini sejak lama. Karena menurutnya, presiden pasti mendapatkan  setiap hari mendapatkan laporan intelijen.

“Tanpa perlu masuk ke WhatsApp Grup itu, presiden pasti sudah tahu (apa yang diperbincangkan), dan ini sudah berlangsung lama,” tutur Effendi.

Baca Juga: Tegur Obrolan WA Grup Anggota TNI - Polri, Jokowi: Jangan Mempergunjingkan Keputusan Politik!

Karena itu Effendi mengaku heran bahwa presiden baru saat ini menyampaikan perlunya pendisipinan komunikasi di WA Grup TNI-Polri.

Effendi pun mengaku sudah lama mengetahui adanya WA Grup para perwira aktif TNI-Polri. Dia pun mengaku dan mengetahui percakapan apa saja yang berlangsung di WA grup itu.

Politikus PDIP tersebut mengatakan bahwa banyak hal yang dibicarakan di grup-grup WhatsApp tersebut, termasuk mengomentari kebijakan-kebijakan negara.

“Bukan hanya soal IKN (ibu kota negara), tapi juga hal lain termasuk minyak goreng,” ungkapnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x