Kompas TV nasional berita utama

Sebut 3 Negara Ini Punya Utang Terparah, Sri Mulyani Pastikan Indonesia Siap Bantu

Kompas.tv - 20 Februari 2022, 10:47 WIB
sebut-3-negara-ini-punya-utang-terparah-sri-mulyani-pastikan-indonesia-siap-bantu
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan, ada tiga negara dengan utang terparah, yakni Chad, Zambia, dan Ethiopia. Melihat itu, Sri Mulyani menyatakan bahwa Indonesia selaku Presidensi G20 akan membantunya. Karena tak sedikit dari anggota G20 yang menjadi kreditur tiga negara itu. (Sumber: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bicara soal negara dengan utang terparah, menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, ada tiga contohnya yakni Chad, Zambia, dan Ethiopia.

Saking parahnya, lanjut Sri Mulyani, ketiga negara tersebut meminta keringanan pembayaran utang mereka kepada negara-negara anggota G20.

"Ini ada tiga negara yang memang sedang dalam proses negosiasi kondisi utang mereka yang tidak sustainable yaitu Chad, Zambia, dan Ethiopia," kata Sir Mulyani, melansir Antara, Minggu (20/2/2022).

Perlu diketahui bahwa tak sedikit dari negara anggota G20 yang menjadi kreditur bagi tiga negara itu dan tentunya mereka memiliki mekanisme masing-masing dalam mengatur kebijakan pemberian utang.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Struktur APBN 2023 Seperti Sebelum Pandemi, Kembali di Bawah 3 Persen PDB

Jadi, Sri Mulyani menyatakan, Indonesia selaku Presidensi G20 akan berusaha untuk menjembatani proses permintaan keringanan pembayaran utang ketiga negara tersebut dengan krediturnya.

Mengingat, tiga negara itu termasuk low income country, yang tengah rentan kondisi keberlanjutan fiskalnya akibat pandemi Covid-19 tak kunjung usai hingga detik ini.

Terlebih, G20 sendiri telah menyetujui common framework atau kerangka bersama yang bertujuan untuk membantu penanganan kerentanan fiskal dari negara-negara miskin.

Lebih dari itu, G20 pun sudah membuat inisiatif perpanjangan periode pembayaran utang melalui program Debt Service Suspension Initiative (DSSI), terutama bagi negara yang sulit membayarnya.

Baca Juga: Didampingi Luhut dan Sri Mulyani, Jokowi Bertemu Pimpinan Bank Dunia

Kendati demikian, Sri Mulayani mengakui bahwa proses pembahasan masalah utang dari anggota G20 kepada negara msikin itu masih berlangsung dengan cukup pelik dan rumit.

"Karena ini menyangkut nasib dari negara-negara low income country but highly indebted (negara dengan pendapatan rendah tapi utang tinggi)," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Namun, Sri Mulyani memastikan, Presidensi G20 Indonesia akan senantiasa mendengar semua pihak terutama negara-negara low income.

Dengan begitu, negara-negara low income akan tetap bisa mendapat kesepakatan yang terbaik dengan kreditur mereka dari G20, lantaran hal ini menyangkut reputasi dan kredibilitas bersama.

"G20 suatu grup negara-negara dengan ekonomi terbesar untuk bisa membantu terutama negara-negara yang sedang dalam situasi sangat tidak mudah," tandas Sri Mulyani.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x