Kompas TV nasional kesehatan

Cegah Tingkat Keparahan, Dinkes DKI Ingatkan Masyarakat yang Punya Komorbid untuk Kontrol Kesehatan

Kompas.tv - 13 Februari 2022, 04:05 WIB
cegah-tingkat-keparahan-dinkes-dki-ingatkan-masyarakat-yang-punya-komorbid-untuk-kontrol-kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (14/6/2021). (Sumber: KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta warga yang memiliki komorbid untuk dapat rutin mengontrol kesehatan. 

Dalam kasus yang ditemukan, pasien komorbid terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan harus mendapat perawatan karena penyakit bawaan yang diderita.

Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti mengingatkan, mengontrol penyakit bawaan menjadi sangat penting agar tetap sehat dan bugar.

Hal ini juga untuk mencegah penyakit bawaan bisa menjadi parah saat pasien terinfeksi virus Corona.

Baca Juga: 356 Orang Meninggal Sejak Kemunculan Omicron: Didominasi Lansia, Komorbid, dan Belum Vaksin Lengkap

"Contoh ada pasien diabetes atau hipertensi yang tidak pernah terkontrol. Dia butuh ke rumah sakit, pas dites ternyata positif. Jadi Covid-19-nya ringan, tapi butuh perawatan untuk komorbidnya," ujar Widyastuti, Sabtu (12/2/2022). Dikutip dari Kompas.com.

"Case ini kami temukan di beberapa rumah sakit, pasien tanpa gejala tapi ada komorbid," sambung Widyastuti.

Widyastuti menambahkan, kondisi pandemi Covid-19 di Jakarta tahun ini tidak lebih parah dari 2021.

Dalam catatan Dinkes DKI, meski kasus Covid-19 akibat varian Omicron meningkat, namun jumlah tempat tidur pasien di rumah sakit rujukan Covid-19 terisi sekitar 3.800 dari kasus positif harian tertinggi sekitar 15.800.

Baca Juga: Pemprov DKI Siapkan 6 Lokasi Isolasi Terkendali bagi Pasien Covid-19, Ini Daftarnya

Menurutnya, kondisi saat ini berbeda dengan gelombang kedua pandemi Covid-19 yang terjadi Juli 2021.

Saat itu, tempat tidur pasien terisi hingga lebih dari 10.000, padahal jumlah kasus harian tak lebih tinggi dari gelombang ketiga saat ini.

"Kasus tertinggi tahun lalu, 14.600 warga positif. Saat warga 14.600 yang butuh rumah sakit, tempat tidur terisi 10.000 lebih. Tempat tidur kami di 194 rumah sakit itu semua dipakai, 95 persen lebih terisi baik isolasi biasa maupun ICU," ujar Widyastuti.

Lebih lanjut, Widyastuti mengimbau agar masyarkat tidak perlu panik dan tetap waspada. 

Baca Juga: Transmisi Lokal Kasus Omicron di Jakarta Masih Tinggi, Razia Masker Digalakkan!

Meski di gelombang ketiga banyak warga yang terinfeksi Covid-19, tetapi mayoritas tidak membutuhkan perawatan rumah sakit.

Mayoritas pasien hanya menjalani isolasi mandiri karena dampak klinis yang timbul adalah gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.

Widyastuti juga mengingatkan masyarakat yang memiliki komorbid dan lansia harus tetap menjaga kesehatan serta ikut vaksinasi dosis ketiga agar dapat mengurangi risiko tingkat keparahan saat terpapar Covid-19.

Baca Juga: Perhatian buat Lansia, Menko Luhut Saran Sebulan ke Depan Jangan Keluar Rumah Dulu

"Kami harap warga tidak panik tapi tetap waspada. Covid-19 tetap ada tapi secara klinis tidak lebih parah dari tahun lalu," ujarnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x