Kompas TV nasional peristiwa

NU hingga Muhammadiyah Kecam Tindakan Represif Aparat kepada Warga Wadas

Kompas.tv - 9 Februari 2022, 14:48 WIB
nu-hingga-muhammadiyah-kecam-tindakan-represif-aparat-kepada-warga-wadas
Puluhan polisi tampak berada di Wadas, di depan masjid tempat warga Wadas sedang beribadah dan bermujahadah pada hari Selasa (8/2/2022). Sejumlah elemen masyarakat, dari NU hingga Muhammadiyah kecam tindakan represif aparat di Wadas (Sumber: Twitter @WadasMelawan)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah elemen masyakat bersuara terkait tindakan aparat terhadap para warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.  Mereka meminta pemerintah segera menghentikan prilaku yang represif kepada para warga.

Tindakan aprat yang represif kepada warga Wadas disikapi beberapa pengurus organisasi kemasyarakat PP Mumahhadiyah dan Nahdlatul Ulama. 

Ketua PP Muhammadiyah bidang Hukum, HAM dan Kebijakan Publik, Busyro Muqoddas, mengatakan atas peristiwa yang menimpa warga Desa Wadas tersebut, ia mengingatkan aparat bahwa setiap warga berhak memberikan aspirasi.

Termasuk para warga Wadas, kata Busyro, yang telah mengkonsolidasikan gerakan terkait penyelamatan kelestarian dan masa depan lingkungan hidup mereka.

Busyro bahkan mengingatka soal dalam Pasal 28H UUD NRI 1945 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

"Mengecam segala bentuk tindakan aparat kepolisian yang terindikasi bersifat intimidatif, represif dan konfrontatif," kata Busyro dikutip dari keterangan resminya pada Rabu (9/2/2022).

Menurut Busyo, tindakan aparat yang melakukan tindakan demikian dapat menimbulkan ketakutan, gangguan keamanan dan ketertiban bagi warga di Desa Wadas.

Hal senada juga diungkapkan oleh Nahdlatul Ulama yang mengatakan tindakan aparat adalah cerminan represif seperti yang dilakukan Orde Baru.

Kecaman itu dilontarkan oleh  salah satu Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Mohamad Syafi Alielha. Pengurus NU yang biasa disapa Savic Ali itu mengingatkan  tindakan aparat yang cenderung berlebihan dan intimidatif akan membuat para warga jadi trauma.

Savic juga mengatakan, tindakan aparat ini merupakan perilaku buruk apalagi dengan sejumlah penangkapan warga yang tidak bersalah.

“Sangat menyedihkan mengetahui aparat dalam jumlah cukup besar dikerahkan ke Wadas, apalagi dengan sejumlah penangkapan. Tindakan berlebihan dan intimidatif ini bisa menimbulkan trauma akan rasa aman warga desa Wadas,” pernyataan Savic Ali melalui pesan WhatsApp kepada KOMPAS.TV, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga: 64 Warga Wadas Masih Ditahan di Polres Purworejo, LBH Yogyakarta: 10 Anak-anak

Tindakan Represif Aparat Serupa Orde Baru 

Savic juga mengingatkan agar aparat tidak mengulang hal serupa karena tindakan represif seperti ini, justru mengingatakan publik pada zaman Orde baru.

“Hendaknya aparat tidak mengulang perilaku buruk aparat jaman Orde Baru yang sering mengedepankan pendekatan kekerasan dan intimidatif dalam merespon keberatan dan protes warga terkait kasus agraria dan lingkungan yang terjadi di desa mereka,” lanjut dia.

Savic lantas menegaskan, pendekatan kekerasan tidak boleh dilakukan oleh aparat.  

“Sudah bukan jamannya pendekatan intimidatif apalagi yang disertai penangkapan-penangkapan,” tambahnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh Jaringan GUSDURian yang secara terbuka meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk melepaskan para warga yang ditangkap aparat. Koordinastor Jaringan GUSDURian Alissa Wahid bahkan meminta proyek tersebut ditunda.

“Atas nama Gusdurian, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gubernur Jateng Pak Ganjar Pranowo untuk menunda pengukuran, dll sampai kita selesai bermusyawarah dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat Negara," pernyataan Alissa Wahid yang dikutip Kompas TV via akun Twitter, Selasa (9/2/2022).

Baca Juga: Putri Gus Dur Minta Ganjar Pranowo Bebaskan Warga Wadas yang Ditahan Aparat

Ganjar Pranowo Minta Maaf, Warga akan Dibebaskan

Seperti diberitakan KOMPAS TV, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada warga atas situasi yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo.

"Saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan wabilkhusus kepada masyarakat di Desa Wadas," kata Ganjar Pranowo dalam konferensi pers, Rabu (9/2/2022).

Permohonan maaf juga Ganjar sampaikan lantaran aparat kepolisian yang diterjunkan justru tidak betul-betul mengamankan lokasi.

"Karena kejadian kemarin mungkin ada yang merasa betul-betul tidak nyaman, saya minta maaf, dan saya yang bertanggung jawab," ujarnya.

Selain itu, Ganjar juga menyampaikan akan melepas warga yang diamankan pihak kepolisian di tengah kegiatan.

"Kemarin malam cukup intens komunikasi dengan pak kapolda untuk memantau perkembangan di Purworejo wabilkhusus di Wadas. Kami sepakat masyarakat yang kemarin diamankan akan dilepas," ujarnya.

Baca Juga: PBNU: Tindakan Aparat Bikin Trauma Warga Wadas, Lepaskan yang Ditangkap

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x