Kompas TV nasional update corona

Kemenkes Ungkap Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 Sepekan Terakhir

Kompas.tv - 1 Februari 2022, 08:23 WIB
kemenkes-ungkap-penyebab-lonjakan-kasus-covid-19-sepekan-terakhir
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi, M. Epid (Sumber: dinkes.acehprov.go.id)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kenaikan kasus konfirmasi harian Covid-19 di Indonesia terus terjadi dalam satu minggu terakhir. 

Pada laporan Minggu (30/1/2022), angka kasus harian mencapai 12.422. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga terus menggenjot upaya testing dan tracing sebagai bentuk usaha deteksi dini.

Seiring dengan terus terjadinya kenaikan kasus dalam satu minggu terakhir, dr. Siti Nadia Tarmizi, selaku juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, membenarkan terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir. 

Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar dr. Nadia dalam keterang tertulisnya, Senin (31/1/2022).

Baca Juga: Waspadai Lonjakan Kasus Omicron 2-3 Kali Lipat, Menkes: Perkiraan Puncaknya Akhir Februari Ini

Data Komprehensif

dr. Nadia mengatakan bahwa untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja. 

“Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” tambah dr. Nadia.

Kenaikan positivity rate tersebut menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka itu jauh di atas anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

Kata dr. Nadia, peningkatan kuota testing dan tracing tersebut merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. 

Itu juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. 

"Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terang dr. Nadia.

Baca Juga: Yogyakarta Konfirmasi 1 Kasus Positif Covid-19 Varian Omicron, Kebijakan Operasional akan Diketatkan

Antisipasi Pemerintah

Kenaikan angka kasus dalam satu minggu terakhir telah diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan Covid-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat.

Secara nasional, tambah dr. Nadia, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan Covid-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur. 

Untuk Jakarta, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000.

"Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” papar dr. Nadia.

Agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, dr. Nadia meminta agar masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan. 

Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. 

"Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” tutup dr. Nadia.

Baca Juga: Penelitian Farmasi di Jepang Simpulkan Ivermectin Efektif Lawan Omicron




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x