Kompas TV nasional peristiwa

5 Temuan Polisi tentang Pria yang Pura-pura Jadi Korban Tabrak Lari di Jaktim

Kompas.tv - 31 Januari 2022, 12:29 WIB
5-temuan-polisi-tentang-pria-yang-pura-pura-jadi-korban-tabrak-lari-di-jaktim
Pelaku pemerasan bermodus tabrak lari saat beraksi di depan Plaza PP, Condet, Jakarta Timur, Rabu (26/1/2022) lalu. (Sumber: Tribun Makassar)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kelakuan seorang pria berinisial AF (46) viral di jagat maya. Ia diuga mencoba memeras seseorang dengan berpura-pura sebagai korban tabrak lari di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (26/1/2022). 

Beberapa waktu kemudian polisi membekuk pelaku di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Minggu (30/1/2022).

Kapolres Jakarta Timur Kombes Budi Santoso mengatakan, AF mencoba memeras orang karena butuh uang untuk membeli obat-obatan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), Cibubur, Jakarta Timur.

"Setelah hasil interogasi dan pertanyaan, yang bersangkutan (AF) memang sengaja melakukan pemerasan atau pura-pura terinjak karena butuh uang untuk membeli obat-obatan di RSKO," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Budi Santoso, Minggu (30/1).

Berikut 5 fakta yang dirangkum Kompas.tv dari keterangan polisi mengenai kelakuan AF di Jakarta Timur:

1. Butuh uang untuk terapi

Polisi mengungkap motif pelaku percobaan pemerasan dengan modus tabrak lari di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Motif pria berinisial AF (46) itu, butuh uang biaya terapi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur.

"Setelah hasil interogasi dan pertanyaan, yang bersangkutan (AF) memang sengaja melakukan pemerasan atau pura-pura terinjak karena butuh uang untuk membeli obat-obatan di RSKO," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Budi Santoso, Minggu (30/1).

Baca Juga: Ini Imbauan Polisi untuk Menghindari Pemerasan Berkedok Tabrak Lari di Jalan

2. Pelaku mantan pecandu putau

Menurut Budi, AF merupakan mantan pecandu putau dan heroin. Ia nekat melancarkan aksi pemerasan karena tengah menjalani terapi.

"Pernah pengguna aktif dan melakukan terapi membutuhkan obat sehingga yang bersangkutan melakukan pemerasan," ujarnya. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x