Kompas TV nasional agama

Dua Faktor Kunci untuk Cegah Intoleransi, Apa Saja?

Kompas.tv - 8 Januari 2022, 14:40 WIB
dua-faktor-kunci-untuk-cegah-intoleransi-apa-saja
Ilustrasi terkait intoleransi. Ada beberapa faktor kunci untuk mencegah toleransi di Indonesia (Sumber: KOMPAS/THOMDEAN)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Fadhilah

Romo Benny yang merupakan salah satu pendiri Pergerakan Manusia Merdeka bersama Presiden Keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lantas menjelaskan, perlu adanya program untuk mendukung hal ini.

Baca Juga: Bentuk Toleransi Antar Umat Beragama, Banser Jember Ikut Serta Amankan Jalannya Ibadah Natal

Benny juga menyampaikan, perlu upaya yang simultan untuk memaksimalkan program pemerintah terkait moderasi beragama guna membangun budaya toleransi di tengah masyarakat.

Menurutnya, strategi percepatan moderasi beragama dapat dimulai dari lingkup pendidikan.

“Pertama, Melalui pendidikan. Ini dimulai dari pendidikan keluarga yang mana kita mengenalkan bahwa perbedaan itu indah, dan dikenalkan bahwa Indonesia itu terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Lalu juga melalui pendidikan di sekolah,” ujar Romo Benny.

Kedua, memaksimalkan potensi dunia digital, yang menurutnya, dapat dilakukan dengan cara memperbanyak konten moderasi dan praktik kehidupan beragama serta konten dalam konteks budaya dan Pancasila.

“Sehingga (melalui konten digital), banyak memperkenalkan indahnya keragaman, kerja sama, dan kolaborasi meskipun berbeda bisa hidup rukun. Banyak praktik positif di berbagai daerah Indonesia yang bisa diangkat,” katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak PBB Serius Lawan Intoleransi, Konflik, Terorisme, dan Perang

Dia menyampaikan, pentingnya dukungan dan peran para tokoh agama maupun tokoh masyarakat terkait toleransi ini.  

Hal ini, menurutnya, penting untuk ikut bergerak mendorong percepatan moderasi beragama di Indonesia. Ini sesuai untuk mewujudkan 2022 sebagai tahun toleransi.

“Peran tokoh sangat penting, mereka harus bisa mengaktualisasikan nilai-nilai kemajemukan dan keragaman menjadi hartitus bangsa, artinya dalam khotbahnya harus memberikan kesejukan, komitmen kepada keutuhan hidup berbangsa dan bernegara. Maka tokoh agama menjadi kekuatan besar untuk mempromosikan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari,” kata Romo Benny.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x