Kompas TV nasional kesehatan

Riset Vaksin Merah Putih Khawatir Mandek usai Eijkman Dilebur, BRIN: Tidak Ada Hubungannya

Kompas.tv - 2 Januari 2022, 22:33 WIB
riset-vaksin-merah-putih-khawatir-mandek-usai-eijkman-dilebur-brin-tidak-ada-hubungannya
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko ungkap nasib pengembangan vaksin Merah Putih usai Tim pengawas Covid-19 Lembaga Eijkman dilebur ke BRIN. (Sumber: Kompas.com/Ghinan Salman)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko buka suara terkait nasib pengembangan lanjutan vaksin Merah Putih, usai Tim pengawas Covid-19 Lembaga Eijkman dilebur ke BRIN. 

Laksana menyebut peleburan tidak akan memengaruhi pengembangan Vaksin Merah Putih. 

Bergabungnya Tim Pengawas Covid-19 Lembaga Eijkman ke BRIN justru akan lebih memperkuat tim tersebut. 

“Tidak ada hubungannya, justru tim semakin kuat," kata Laksana seperti yang dikutip dari Tribunnews, Minggu (2/1/2021).

Hal tersebut dikarenakan tim pengembangan akan ditambah dengan periset, dan sejumlah unsur pendukung lainnya, misalnya soal dana dan infrastrukturnya.

Baca Juga: Eijkman Pamit, Per Januari 2022 Resmi Dilebur ke BRIN

Sementara terkait pengembangan riset Vaksin Merah Putih, Laksana menilai sejauh ini perkembangannya cukup bagus, meski adanya keterlambatan. 

“Perkembangan cukup bagus pengembangan vaksin merah putih. Memang ada kelambatan, tetapi itu murni karena masalah riset, karena memang belum ada yang punya pengalaman riset vaksin dari nol,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Mulyanto meminta pemerintah untuk tidak gegabah terkait peleburan Eijkman dengan BRIN. 

Sebab, hal itu dapat berdampak pada program strategis yang telah berjalan, seperti pengembangan vaksin merah putih yang dikhawatirkan mandek. 

"Pemerintah jangan gegabah, perlu memikirkan soal ini secara saksama. Jangan sampai program strategis yang menjadi amanat LBM Eijkman, misalnya untuk mengembangkan riset vaksin Merah Putih menjadi mandek atau terbengkalai," kata Mulyanto, Minggu. 

Selain itu, dia juga mempertanyakan nasib ilmuwan yang menjadi korban. Mengingat tidak mudah mencari ilmuwan pengganti dalam waktu singkat di tengah riset vaksin Merah Putih yang sedang dijalankan.

Baca Juga: Kabar Pemberhentian 100 Ilmuwan Eijkman tanpa Pesangon, Kepala BRIN: Tentu Itu Tak Benar

"Dengan diberhentikannya para saintis yang mencapai 100 orang lebih serta dipindahkannya laboratorium LBM Eijkman jauh dari RSCM/FKUI, tentu menimbulkan kekhawatiran kita soal kelanjutkan Riset Vaksin Merah Putih yang dimotori LBM Eijkman bersama BUMN Bio Farma," ucap Mulyanto. 

"Ini akan membuat jadwal produksi Vaksin Merah Putih Eijkman semakin molor," tegasnya. 

Sebagai informasi, Eijkman resmi terintegrasi ke BRIN pada September 2021. Lembaga itu juga telah berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.

Pada 1 Januari 2022, Tim Waspada Covid-19 Lembaga Eijkman (WASCOVE) menyatakan pamit, setelah resmi diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN.

Pernyataan ini disampaikan pihak Eijkman melalui akun media sosial resminya, @eijkman_inst, pada Jumat (31/12) malam.

"Mulai tanggal 1 Januari 2022, kegiatan deteksi COVID-19 di PRBM Eijkman akan diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional. Selamat Tahun Baru 2022. Salam sehat, WASCOVE. Bersama, kita pulih kembali. Kami Pamit," tulis Eijkman.

Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban: Eijkman adalah Sejarah, Sepatutnya Dihormati



Sumber : Tribunnews.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x