Kompas TV nasional kesehatan

Apa Itu Kanker Prostat? Kenali Risiko, Gejala, dan Pencegahannya

Kompas.tv - 2 November 2021, 12:47 WIB
apa-itu-kanker-prostat-kenali-risiko-gejala-dan-pencegahannya
Kanker prostat adalah jenis kanker yang umum terjadi pada pria. Prostat adalah kelenjar seukuran kacang kenari yang terletak di dalam panggul, tepatnya bawah kandung kemih. Kelenjar ini hanya terdapat pada pria dan tidak ditemukan pada perempuan. (Sumber: Freepik)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Purwanto

SOLO, KOMPAS.TV - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan mengalami kanker prostat stadium awal. Keterangan itu disampaikan Ossy Dermawan, Staf Pribadi Presiden Ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam keterangan tertulis, Selasa (2/11/2021).

“Berdasarkan hasil pemeriksaan baik melalui metode MRI, biopsi, Positron Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan dan pemeriksaan yang lain, kanker prostat yang diderita oleh Bapak SBY masih berada dalam tahapan (stadium) awal."

SBY rencananya akan menjalani pemeriksaan kesehatan (medical check-up) dan treatment di luar negeri.

Serangan kanker prostak juga dialami psikolog anak Seto Mulyadi. Kak Seto sempat menjalani operasi biopsi protast pada Februari 2021 lalu.

Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kanker prostat disebut sebagai penyakit ganas yang  menyebabkan kematian karena kanker paling utama pada pria di negara Barat, menyebabkan 94.000 kematian di Eropa pada 2008 dan lebih dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012.

Di Indonesia, jumlah penderita kanker prostat di tiga RS pusat pendidikan (Jakarta, Surabaya dan Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun.

Kanker prostat adalah jenis kanker yang umum terjadi pada pria. Kangker ini menyerang pada kelenjar seukuran kacang kenari yang terletak di dalam panggul, tepatnya bawah kandung kemih. Kelenjar ini hanya dimiliki pria, tidak ada pada perempuan.

Tak seperti SBY yang sudah diketahui pada stadium awal, mereka yang berobat ke rumah sakit mayoritas sudah pada stadium lanjut (59,3% kasus). Terapi primer yang dipilih pasien kebanyakan orkhiektomi (31,1 persen), obat hormonal 182 (18 persen), prostatektomi radikal 89 (9 persen), radioterapi 63 (6 persen). Terapi lainnya adalah pemantauan aktif, kemoterapi dan kombinasi.

Baca Juga: Kak Seto Idap Kanker Prostat, Netizen: Cepat Sembuh, Kami Rindu Konten Parkour

Berdasarkan penelitian, ada beberapa faktif yang memicu dan meningkatkan risiko terkena karsinoma atau kanker prostat. Berikut selengkapnya, dilansir dari Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) Kanker Prostat Kemenkes:

1. Usia
Jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, namun insidensi meningkat dengan cepat pada usia di atasnya. Di RSCM dan RS Kanker Dharmais pada tahun 2001-2006 insidens tersering ditemukan pada usia lebih dari 60 tahun dan jarang ditemukan pada usia kurang dari 40 tahun.

2. Ras
Kanker jenis ini lebih sering mempengaruhi orang-orang di Afrika Amerika di Amerika dan laki-laki Karibia . Di Amerika Serikat, ras Afrika memiliki risiko lebih tinggi dari jenis kanker, dibandingkan orang Asia maupun Hispanik.

3. Diet dan gaya hidup
Diet tinggi lemak jenuh, daging merah, sedikit buah dan sedikit sayuran, rendah tomat, rendah ikan dan atau rendah kedelai meningkatkan risiko terkena kanker prostat.

Diet tinggi kalsium juga berhubungan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Hubungan kanker prostat dengan obesitas masih kontroversial, namun obesitas berhubungan dengan tingginya grading kanker prostat.

Baca Juga: SBY Kena Kanker Prostat, Jokowi Kirim Tim Dokter Kepresidenan

4. Riwayat keluarga
Memiliki anggota keluarga dengan karsinoma prostat meningkatkan risiko penyakit. Seorang laki-laki yang memiliki ayah atau saudara laki laki yang terdiagnosa kanker pada usia 50 tahun memiliki resiko 2 kali lipat lebih tinggi terkena karsinoma prostat. Resiko meningkat menjadi tujuh samapi delapan kali lipat lebih tinggi pada laki laki yang memiliki dua atau lebih keluarga yang menderita kanker prostat.

5. Mutasi Genetik
Berhubungan dengan mutasi BRCA115,16 atau BRCA215 dan sindrom Lynch.

Gejala Kanker Prostat

Dalam PNPK kanker prostat disebut karsinoma kelenjar prostat pada stadium awal hampir selalu tanpa gejala. Kecurigaan akan meningkat dengan adanya gejala lain seperti: nyeri tulang, fraktur patologis ataupun penekanan sumsum tulang.

Dilansir dari Medical News Today, ada beberapa gejala yang biasa dialami oleh penderita kanker prostat, seperti:

- Sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari Keluar darah melalui urin atau air mani
- Buang air kecil terasa sakit
- Dalam beberapa kasus, ejakulasi terasa sakit
- Sulit mendapatkan atau mempertahankan ereksi
- Rasa sakit atau tidak nyaman saat duduk

Pada stadium lanjut, terdapat gejala-gejala sebagai berikut:

- Nyeri tulang di pinggul, paha, atau bahu
- Pembengkakan di kaki
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Perubahan kebiasaan buang air besar
- Sakit punggung

Pencegahan Kanker Prostat

Meskipun sangat berisiko, kanker prostat bisa dicegah. Satu contohnya apa yang dilakukan terhadap Susilo Bambang Yudhoyono, yakni memeriksa prostate specific antigen (PSA). Pemeriksaan PSA sebaiknya  di usia 50 tahun. Tapi jika ada riwayat keluarga dianjurkan memeriksa PSA lebih awal yaitu 40 tahun.

Baca Juga: Sakit Kanker Prostat, SBY Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Luar Negeri

Selain itu, pemeriksaan utama dalam menegakkan kanker prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi transrektal/ transabdominal.

Diagnosis pasti didapatkan dari hasil biopsi prostat atau spesimen operasi berupa adenokarsinoma. Selain itu pemeriksaan histopatologis akan menentukan derajat dan penyebaran tumor.


 




Sumber : Kemenkes/Medical News Today


BERITA LAINNYA



Close Ads x