Kompas TV nasional sosial

Dugaan Skandal di Bengkel AHASS, AHM: Penggantian Komponen atas Kesepakatan Teknisi dan Konsumen

Kompas.tv - 25 Oktober 2021, 19:53 WIB
dugaan-skandal-di-bengkel-ahass-ahm-penggantian-komponen-atas-kesepakatan-teknisi-dan-konsumen
Teknisi Honda sebut ada kesepakatan antara konsumen dan teknisi Astra Honda Authorized Service (AHASS) dalam perbaikan atau penggantian komponen kendaraan. (Sumber: Kontan.co.id/Muradi)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Astra Honda Motor (AHM) melalui Technical Service Division AHM Endro Sutarno menyebut ada kesepakatan antara konsumen dan teknisi Astra Honda Authorized Service (AHASS) dalam perbaikan atau penggantian komponen kendaraan.

Pernyataan Endro tersebut disampaikan sebagai tanggapan terkait kabar yang santer terdengar di media sosial mengenai kecurangan atau skandal servis terjadi di diler resmi PT Astra Honda Motor, AHASS, yang merugikan konsumen.

Kabar itu diunggah oleh warganet yang mengaku sempat ikut pelatihan gratis dari perseroan.

Dia mengaku melihat langsung kejadian dugaan kecurangan yang dilakukan oleh tidak sedikit teknisi. Mereka mencoba mengambil untung dengan cara tak bijak.

Misalnya, oknum teknisi menyuruh konsumen untuk mengganti suatu komponen atau sparepart yang sebetulnya masih bagus.

Tujuannya agar target penjualan toko tercapai, baik untuk kampas rem, vbelt, hingga kampas ganda sepeda motor, sehingga biaya perbaikan menjadi mahal tetapi perubahan yang dirasakan sangat minim.

Baca Juga: Honda Gandeng Google untuk Tingkatkan Layanan Navigasi di 2022

Kata Endro, semua itu harus dibuktikan dengan suatu pernyataan resmi dan tegas beserta datanya.

"Saya tidak bisa bicara jauh mengenai isu tersebut. Tapi kalau untuk servis, rasanya tidak mungkin karena semua aktivitas lewat konsultasi antara teknisi dan konsumen. Ada kesepakatan di sana," kata Endro kepada Kompas.com, Minggu (24/10/2021).

Dia menambahkan, ada panduan khusus untuk penggantian komponen pada sepeda motor, yaitu buku petunjuk servis.

Sehingga, jika suatu bagian tak memenuhi syarat, maka teknisi tidak berhak melakukan tindakan lanjutan.

Dia mencontohkan, pada kampas rem ada indikator berupa garis pada bagiannya. Bila sudah melewati, maka dinyatakan bahwa kampas rem sudah aus.

"Lalu pada rem, itu dilihat tread wear indicator (TWI) bagian tapak bannya. Apabila tonjolannya sudah rata dengan sisi ban lain (kanan dan kiri), maka sudah dinyatakan aus. Sehingga boleh ditindaklanjuti," ucapnya.

Hal yang sama juga berlaku pada bagian disc brake atau cakram rem.

"Kemudian disc brake, indikatornya adalah ketebalan. Bila ketebalannya telah kurang dari yang ditentukan sudah harus ganti. Tapi seumur-umur bagian ini tidak akan diganti ya. Jadi banyak sekali panduannya itu," kata Endro.

Jika dalam pemeriksaan teknisi menemukan ada komponen yang memenuhi syarat pergantian, dia akan menjelaskan kepada konsumen, baik secara langsung maupun telepon (bagi yang meninggalkan motor di bengkel).

Baca Juga: PT Honda Prospect Motor (HPM) Buka Lowongan Kerja untuk SMA/SMK Sederajat, Simak Syaratnya

Menurutnya, teknisi tidak bisa langsung mengganti komponen tanpa ada kesepakatan dengan konsumen.

“Sebab bila asal ganti lalu dana konsumen tidak cukup bagaimana? Konsumen juga bisa tidak setuju tapi tentu ada konsekuensi pengurangan kinerja pada bagian tersebut," jelas dia.

Konsumen juga boleh melihat langsung aktivitas penggantian komponen, dan teknisi disebutnya bakal menjelaskan bagian mana saja dan alasan harus diganti.

Setelah servis rampung, konsumen akan mendapatkan nota rincian servis dan pergantian komponen secara rinci.




Sumber : Kontan.co.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x