Kompas TV nasional peristiwa

Jejak Aksi 'Gejayan Kelabu' hingga 'Gejayan Memanggil': dari Soeharto sampai Jokowi

Kompas.tv - 10 Oktober 2021, 13:36 WIB
jejak-aksi-gejayan-kelabu-hingga-gejayan-memanggil-dari-soeharto-sampai-jokowi
Aliansi Rakyat Bergerak menggelar aksi unjuk rasa Gejayan Memanggil pada Sabtu, (9/10/2021). Mereka mengajukan 11 tuntutan. (Sumber: Instagram @gejayanmemanggil)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Gading Persada

Oleh karena itu, Pertigaan Colombo dan Jalan Affandi Gejayan menjadi bersejarah lantaran di tempat tersebut menjadi ajang pertarungan antara para mahasiswa pejuang reformasi dengan aparat yang mencegah mereka untuk bergabung ke UGM.

Bahkan, pencegahan yang dilakukan aparat cenderung represif karena demonstran tetap dikejar hingga memasuki kompleks kampus Sanata Dharma dan IKIP Negeri.

Sejumlah fasilitas kampus rusak saat para petugas keamanan merangsek masuk untuk menghalau demonstran bergabung ke Bunderan UGM.

Ketegangan berlangsung hingga malam hari, suasana sangat mencekam dengan masih terdengarnya letusan senjata api hingga pukul 22.00 WIB bahkan bentrokan masih berlangsung hingga tengah malam.

Dalam bentrokan tersebut salah satunya menewaskan mahasiswa Universitas Sanata Dharma bernama Moses Gatotkaca yang ditemukan bersimbah darah di jalan selatan kampusnya.

Moses sempat dibawa oleh para petugas kesehatan menuju Rumah Sakit Panti Rapih yang lokasinya tak jauh dari kawasan Gejayan. Namun, nahas mahasiswa tersebut mengembuskan nafas terakhir saat masih di perjalanan.

Demi mengenang perjuangannya, nama Moses Gatotkaca kemudian diabadikan menjadi nama sebuah jalan tepat di selatan Kampus Sanata Dharma.

Tak hanya Moses, dalam bentrokan aparat dan mahasiswa juga menyebabkan seorang bernama Slamet, warga Bantul mengalami gegar otak berat di RS Panti Rapih.

Sejumlah korban yang jatuh dalam bentrokan tersebut dirawat di RS Panti Rapih dan RS Bethesda karena lokasinya yang tidak jauh dari Jalan Affandi.

Dua puluh tahun berlalu, tepat di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) semangat reformasi masih dimiliki oleh mahasiswa dan elemen masyarakat sipil di Yogyakarta hingga kemudian Aliansi Rakyat Bergerak menggelar demo Gejayan Memanggil.

Demo Gejayan Memanggil pertama kali digelar pada Senin 23 September 2019 yang diikuti oleh hampir seluruh elemen masyarakat. Diantaranya meliputi, mahasiswa, masyarakat sipil, jurnalis, seniman, dan juga para pedagang.

Baca Juga: Humas Gejayan Memanggil: Polisi Tidak Jauh Berbeda dengan Partai Politik

Lalu, kembali Gejayan Memanggil Jilid II digelar pada Senin 30 September 2019. Kemudian, pada Senin 9 Maret dan Kamis 8 Oktober 2020. Dilanjut, Sabtu 9 Oktober 2021 di tempat sama sepanjang tahun, yakni di Pertigaan Colombo, Jalan Affandi Gejayan.

Adapun tuntutan yang diperjuangkan Aliansi Rakyat Bergerak pada tahun ini, sebagao berikut:

Regional

  • Tetapkan UMP DIY yang layak
  • Stop penambangan ilegal/tidak ramah lingkungan
  • Cabut Pergub DIY Nomor 1 Tahun 2021

Nasional

  • Cabut UU Omnibus Law dan segala peraturan turunannya
  • Cabut UU Minerba
  • Cabut UU KPK, Pecat Firli Bahuri, dan Pulihkan KPK
  • Laksanakan reforma agraria
  • Tuntaskan pelanggaran HAM
  • Stop kriminalisasi dan intimidasi terhadap aktivis
  • Sahkan RUU PKS versi draft Jaringan Masyarakat Sipil
  • Buka ruang demokrasi seluas-luasnya di West Papua
  • Tolak komersialisasi pendidikan

Sementara itu, pada tahun 2019 ribuan massa aksi menolak RUU KUHP dan RUU KPK. Setiap digelar, aksi tersebut biasa menduduki trending Twitter dengan #GejayanMemanggil.




Sumber : Kompas TV/Berbagai sumber


BERITA LAINNYA



Close Ads x