YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Sebagian besar orang tidak ingin mengalami gangguan fisik maupun psikologis. Mereka ingin kondisi kesehatannya baik-baik saja.
Tapi, terkadang ada orang yang bertindak seolah-olah memiliki gangguan atau penyakit fisik maupun psikologis.
Mereka menirukan gejala penyakit fisik maupun psikis agar mendapatkan perhatian, perawatan, serta pengobatan secara medis.
Menirukan gejala penyakit tertentu disebut dengan factitious disorder. Factitious disorder dikategorikan dalam penyakit mental serius.
Para pengidap factitious disorder ini rela menjalani tes yang menyakitkan atau berisiko untuk mendapatkan simpati dari orang lain.
Dilansir Kompas.com, Selasa (5/10/2021), factitious disorder juga disebut terkait dengan kesulitan emosional yang parah.
Bahkan ada kemungkinan pasien gangguan mental ini melukai diri mereka sendiri, untuk terus menghasilkan lebih banyak gejala.
Sehingga, mereka harus menjalani prosedur dan operasi yang tidak perlu.
Hingga saat ini, penyebab factitious disorder belum diketahui secara pasti. Meski demikian, pemicunya berkaitan dengan faktor biologis dan psikologis.
Baca Juga: Jika Sering Menilai Diri Sendiri Jelek, Waspadai Gangguan Mental Ini
Sebagian besar pasien dengan factitious disorder memiliki riwayat pelecehan, trauma, disfungsi keluarga, isolasi sosial, penyakit medis kronis awal, atau pengalaman profesional dalam perawatan kesehatan.
Menurut informasi dari Cleveland Clinic, ada dua jenis factitious disorder yang kerap terjadi, yaitu:
1. Gangguan Buatan pada Diri Sendiri
Penderita factitious disorder jenis ini menirukan atau memalsukan tanda dan gejala penyakit psikologis atau fisik pada dirinya sendiri.
Contoh gangguan buatan jenis ini adalah menirukan perilaku khas dari penyakit mental, misalnya skizofrenia. Orang tersebut mungkin tampak bingung, membuat pernyataan yang tidak masuk akal, dan melaporkan halusinasi (pengalaman merasakan hal-hal yang tidak ada).
2. Gangguan Buatan pada Orang Lain
Penderita factitious disorder jenis ini mengarang gejala penyakit pada pihak lain yang ada di bawah perawatan mereka, misalnya anak-anak, orang lanjut usia, difabel, atau hewan peliharaan.
Gejala Factitious Disorder:
Baca Juga: Waspada! Instagram Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental
Sebagian besar orang yang mengalami kondisi ini tidak percaya bahwa mereka memiliki gangguan buatan. Bahkan, mereka mungkin tidak menyadari penyebab mereka menirukan gejala peyakit.
Sebagian orang dengan factitious disorder mungkin juga menderita gangguan mental lainnya, terutama gangguan kepribadian atau identitas.
Ciri Khas Factitious Disorder:
Pengidap factitious disorder harus menjalani psikoterapi (sejenis konseling) sebagai perawatan utama.
Perawatan kemungkinan akan fokus pada perubahan pemikiran dan perilaku individu dengan gangguan, seperti terapi kognitif-perilaku.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.