Kompas TV nasional politik

Polemik Pengecatan Pesawat Presiden, Wasekjen Demokrat: Durhaka Kalian pada Pak SBY

Kompas.tv - 5 Agustus 2021, 06:06 WIB
polemik-pengecatan-pesawat-presiden-wasekjen-demokrat-durhaka-kalian-pada-pak-sby
Cat pesawat kepresidenan berganti warna dari biru-putih menjadi merah-putih. (Sumber: Twitter: @Andiarief__)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Iman Firdaus

Sementara Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, meminta agar publik melihat sisi lain dari polemik pengecatan pesawat kepresidenan. 

Menurut dia, penggantian warna itu justru menunjukkan identitas diri Indonesia di kancah Internasional, karena merah putih merupakan warna bendera Indonesia. 

"Justru kalau mau kita jujur dan hadirkan perdebatan yang harusnya dipermasalahkan itu dulu jamannya Pak SBY, kok pesannya warnanya biru? Padahal memungkinkan untuk memesan warna merah putih. Tapi kami beradab dan berpikiran positif saja," kata Arteria, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: Pengamat Menilai Perubahan Cat Pesawat Bukan Prioritas dan Tak Terkait Keselamatan Penerbangan

Ia menyebut, berdasarkan laporan dari Menteri Sekretariat Negara Pratikno, pekerjaan ini sebenarnya sudah direncanakan pada 2019. Pengerjaan itu merupakan satu paket pengecatan dengan Heli Kepresidenan Super Puma yang lebih dulu dikerjakan. 

"Tentu saja anggaran untuk pengerjaan ini sudah dibahas dengan DPR, dan disetujui tahun 2019. Aneh saja kalau sekarang ada anggota DPR atau parpol di DPR yang mengkritiknya. Lah dulu saat dibahas, kenapa tak ditolak, bahkan mereka tidak ada mempermasalahkan sedikitpun kala itu?" ujar Arteria.

Arteria menjelaskan, yang harus dipahami bahwa pengerjaan pengecatan itu dilakukan oleh kontraktor yang dibayar pemerintah.

Kemudian, mereka ini memperkerjakan warga negara Indonesia juga. Artinya, negara justru menggerakkan perekonomian rakyat lewat pekerjaan pengecatan pesawat itu.

Baca Juga: Polemik Pengecatan Pesawat Presiden, Arteria Dahlan: Harusnya yang Dipermasalahkan Zaman Pak SBY

"Anggaran negara itu merupakan satu cara untuk menggerakkan perekonomian. Justru di saat pandemi dimana perekonomian susah, sangat baik ketika negara menggerakkan ekonomi masyarakat lewat anggaran yang riil begini," kata Arteria.

Adapun Direktur Centre Eksekutif Centre for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, mengkritik langkah pemerintah yang mengecat pesawat kepresidenan di tengah pandemi dan bahkan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

"Uang sebanyak 2 miliar untuk pengecatan pesawat kepresidenan, hanya ingin mempertontonkan kebijakan pemerintah tidak pro rakyat yang sedang susah karena peraturan PPKM," kata Uchok kepada KOMPAS TV, Rabu (4/8/2021).

Dalam kebijakan PPKM yang sudah berjalan selama sebulan, kata Uchok, masyarakat disuruh tetap di rumah dengan berbagai kondisi yang tak menentu. Namun, pemerintah justru menghamburkan uang  hanya untuk mengubah warna pesawat presiden.

Baca Juga: Polemik Ganti Cat Pesawat Kepresidenan, Helikopter Super Puma Lebih Dulu Dicat menjadi Merah Putih

"Itu duit sebesar Rp2 miliar, dan diberikan kepada rakyat yang kena PPKM sebesar Rp.300.000 per rumah tangga, maka pemerintah bisa menyelamatkan sebanyak 6.666 keluarga," ucap Uchok.

"Bila langkah itu dilakukan oleh pemerintah maka betapa mulia pemerintah Jokowi, bisa memberikan sembako sebanyak itu."



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x