Kompas TV nasional peristiwa

Ini 3 Fakta Pembangunan Jalur Sepeda Sudirman-Thamrin

Kompas.tv - 17 Juni 2021, 09:54 WIB
ini-3-fakta-pembangunan-jalur-sepeda-sudirman-thamrin
Pengendara motor melintas di samping proyek pembangunan tugu sepeda di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (9/4/2021). (Sumber: KOMPAS.com/Ihsanuddin)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengusulkan kepada Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo untuk mengkaji ulang bahkan membongkar jalur sepeda permanen yang terdapat di Jalan Jenderal Sudirman dan M.H. Thamrin, Jakarta.

Menurutnya, jalur tersebut mesti dibongkar supaya dapat dilalui oleh semua pengguna jalan dan risiko yang dapat terjadi saat berkendara diserahkan ke masing-masing pengguna jalan.

Ia mengaku tidak ingin ada isu tentang diskriminasi antara pengguna jalan, bahkan antara pengguna sepeda jenis lainnya seperti road bike atau sepeda lipat.

"Jangan sampai nanti jalur permanen semua pelaku hobi motor bikin minta juga kepada pemerintah jalur motor khusus kaya Harley dan superbike," kata Sahroni dalam rapat Komisi III dengan Kapolri, Rabu (16/6/2021).

"Mohon kiranya Pak Kapolri dengan jajarannya terutama ada korlantas di sini untuk menyikapi jalur permanen dikaji ulang. Bila perlu dibongkar dan semua pelaku jalan bisa menggunakan jalan tersebut. Bilamana ada risiko ditanggung masing-masing di jalan yang ada di Sudirman-Thamrin," tambahnya.

Baca Juga: Pemprov DKI Belum Bisa Penuhi Rekomendasi Kapolri agar Jalur Sepeda di Sudirman-Thamrin Dibongkar

Sebelum jadi pembicaraan di Senayan, jalur sepeda permanen Sudirman-Thamrin tersebut sudah melalui beberapa perdebatan. Berikut tiga fakta pembangunan jalur sepeda Sudirman-Thamrin:

Pertama, proyek pembangunannya molor hingga Mei 2021.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pembangunan jalur sepeda permanen Sudirman-Thmarin rampung pada Maret 2021.

"Sebagaimana target awal memang terjadi keterlambatan, harusnya selesai bulan Maret, tapi ada beberapa relaksasi yang kemudian target kami mundurkan ke bulan Mei," terang Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam rapat bersama dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (7/4/2021).

Syafrin menjelaskan molornya pembangunan tersebut karena beberapa hal teknis. Salah satunya adalah pemindahan lajur TransJakarta di kawasan Dukuh Atas yang berada di ruas Jalan Jenderal Sudirman dan pembangunan di Taman Semanggi.

Baca Juga: ITDP: Membongkar Jalur Sepeda Permanen Sudirman-Thamrin Tidak Menyelesaikan Masalah!

Kedua, proyek jalur sepeda permanen Sudirman-Thamrin dinilai pemborosan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta,Riza Patria mengungkapkan bahwa Pemprov DKI menganggarkan Rp 28 miliar untuk pembangunan jalur permanen di Sudirman-Thamrin.

Angka itu termasuk pembangunan tugu sepeda sebesar Rp 800 juta.

"Tugu sepeda ini dapat anggaran dari pihak swasta, pihak ketiga. Kemudian kedua, nilainya kurang lebih Rp 28 miliar termasuk tugunya yang Rp 800 juta. Termasuk pembangunan 11 koridor sepeda yang dibangun secara permanen di Sudirman," kata Riza, Kamis (8/4/2021).

Pembangunan tugu dan jalur sepeda lalu mendapat kritik dari masyarakat. Di mana sejumlah masyarakat menilai Pemprov DKI menghamburkan dana.

Kendati demikian, Riza memaparkan tujuan keberadaan tugu sepeda tersebut, yakni untuk memperindah kota Jakarta dan memotivasi para pesepeda.

"Bagian dari memperindah Kota Jakarta. Tidak hanya memberikan dukungan pada pengguna sepeda tapi juga memberi kesempatan para seni rupa untuk meningkatkan kreativitasnya serta inovasinya," tambahnya.

Terakhir, diberi nama "Sabuk Nusantara".

Jalur sepeda permanen Sudirman-Thamrin dinamai jalur Sabuk Nusantara.

Kata Syafrin, tema Sabuk Nusantara tersebut terinspirasi proteksi jalur sepeda berbentuk seperti rantai yang saling berkait.

Baca Juga: Setuju Jalur Sepeda Sudirman-Thamrin Dibongkar, Kapolri: Kami Cari Formula yang Pas!




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x