Kompas TV nasional aiman

AIMAN - Ganjar yang Terganjal, Antara Fakta atau Drama?

Kompas.tv - 8 Juni 2021, 13:50 WIB
aiman-ganjar-yang-terganjal-antara-fakta-atau-drama
Kolase Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. (Sumber: Kolase TribunKaltara.com / Kompas.com/Riska Farasonalia)
Penulis : Fadhilah | Editor : Iman Firdaus

Sebut saja, Tri Rismaharini hingga kader pemilik darah biru Trah Soekarno, Puan Maharani. 

Apakah hal ini yang menyebabkan Ganjar di-bully partainya sendiri?

Drama "Bunuh Diri Palsu"?

Tak ada yang bisa menjawab. Tapi yang jelas ini sebuah fakta. Meski ada pula yang berpendapat berbeda.

Adalah pengajar dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, yang bernama Mikhael Raja Muda Bataona.

Mikhael menilai peristiwa Puan Maharani versus Ganjar Pranowo sebagai drama bunuh diri palsu ala PDI Perjuangan. 

"Mengapa? Karena dalam rimba raya politik tidak ada peristiwa politik yang terjadi tanpa intensi,” ungkap dosen Investigatif News & Jurnalisme Konflik pada FISIP Unwira ini seperti dikutip, dikutip dari Antara (25/5) lalu.

"Secara akal sehat saja!", lanjut dia, "peristiwa latarnya agak aneh karena sebelumnya Ganjar menemui Megawati untuk menyerahkan foto lukisan Mega bersama anak-anak. Bahkan, Ganjar berfoto bersama Megawati, kemudian dibagikan di Instagram-nya".

“Hanya dalam hitungan hari Ganjar justru ‘diserang’ oleh Puan dan Bambang Pacul dengan pernyataan-pernyataan yang sangat beringas, seperti ‘sudah kelewatan’ dan ‘sok pintar’,” ungkap Mikhael.

Meski Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno punya pendapat lain.

Akademisi dari UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta ini mengungkapkan, terlalu berisiko jika memainkan drama soal ini.

"Ganjar sudah terlanjur dicederai, namanya. Tak mungkin secara logika ini terjadi dalam sebuah drama!" kata Adi di Program AIMAN yang tayang setiap Senin pukul 8 malam di KompasTV.

Baca Juga: Ramai-Ramai Seruduk Ganjar | AIMAN (3)

Riak Politik Jelang 2024, Ada Manfaat Terkandung di Dalam

Jadi menurut Anda yang yang mana yang lebih tepat.  
Jawabannya bisa jadi terserah.

Tapi menurut saya, ada keuntungan, mengapa riak-riak menjelang Pilpres sudah jauh-jauh hari tampak.

Alasannya adalah publik punya waktu yang lebih panjang untuk menilik. Kiprah, Tingkah, dan Polah para tokoh ini, jangka panjang ke depan selalu dilirik.

Hal yang positif dalam demokrasi, bukan lagi muncul istilah "Beli Kucing dalam Karung" dalam konteks Demokrasi Pemilihan Umum.

Pusing? Jangan!

Nikmati dan cermati informasinya!

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x