Kompas TV nasional berita utama

Presiden Jokowi Tegaskan Sekolah Tatap Muka Harus Dijalankan Ekstra Hati-hati dan Terbatas

Kompas.tv - 7 Juni 2021, 13:27 WIB
presiden-jokowi-tegaskan-sekolah-tatap-muka-harus-dijalankan-ekstra-hati-hati-dan-terbatas
Presiden Jokowi saat memberi penjelasan tentang Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo menegaskan sekolah tatap muka hanya boleh dilakukan dengan ekstra hati-hati dan terbatas.

Demikian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (7/6/2021).

“Bapak presiden tadi mengarahkan bahwa pendidikan tatap muka yang nanti akan dimulai itu harus dijalankan dengan ekstra hati-hati,” tegas Budi Gunadi Sadikin.

“Tatap mukanya dilakukan tatap muka terbatas,” tambahnya.

Menkes Budi Gunadi menuturkan tatap muka terbatas bisa dilakukan dengan ketentuan hanya boleh dihadiri maksimal 25 persen murid.

“Tidak boleh lebih dari 2 hari seminggu, jadi seminggu hanya 2 hari boleh melakukan maksimal tatap muka,” ujarnya.

Kemudian, lanjut Menkes Budi, sekolah tatap muka setiap hari dilakukan maksimal hanya 2 jam.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Terbatas Dibuka Juli, KPAI Minta Pemda Jujur soal Data Covid-19 di Daerahnya

“Jadi dipastikan oleh Beliau Bapak pendidikannya dilakukan dengan metode tatap muka yang terbatas, terbatasnya tersebut adalah maksimal 25% dari jumlah murid yang boleh hadir,” terangnya.

“Maksimal seminggu hanya boleh dua kali dan maksimal sekali datang hanya boleh 2 jam,” tambahnya.

Terpenting dalam kaitan sekolah tatap muka, lanjut Menkes, keputusan untuk menghadirkan anak ke sekolah sepenuhnya ditentukan oleh orang tua.

“Opsi untuk menghadirkan anak ke sekolah adalah ditentukan oleh orang tua,” tegasnya.

“Dan tugas kami diberikan juga kepada Pak Panglima dan Pak Kapolri, semua guru harus selesai divaksinasi sebelum dimulai (sekolah tatap muka),” tambahnya.

Atas dasar itu, Menkes Budi, meminta kepada Kepala Daerah untuk memprioritaskan vaksinasi Covid-19 bagi guru dan lanjut usia.

“Jadi mohon bantuan juga kepala daerah karena kasihnya kita kirim kepada kepala daerah proritas kan guru dan lansia,” ujarnya.

“Terutama guru-guru ini harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas,” tambahnya.

Sebelumnya dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Senin (31/5/2021), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim ngotot kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah kembali dibuka pada Juli 2021.

Nadiem mengacu pada tempat-tempat lain seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran yang sudah dibuka kembali.

“Kenyataannya adalah mal, bioskop, dan semua tempat kerja sudah dibuka untuk tatap muka. Jadinya, sudah saatnya sekolah-sekolah kita melakukan tatap muka terbatas,” kata Nadiem.

Pernyataan Nadiem Makarim soal sekolah tatap muka pada Juli 2021 pun dipertegas kembali memalui Youtube pada 2 Juni 2021.

Nadiem menuturkan masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia. Atas dasar itu, sekolah tatap muka tidak bisa ditawar lagi demi pendidikan.

“Tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi,” kata Nadiem.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x