Kompas TV nasional peristiwa

Puncak Hujan Meteor Arietid Berlangsung 7 Juni 2021, Simak Wilayah dan Waktu Terbaik Menyaksikannya

Kompas.tv - 5 Juni 2021, 16:59 WIB
puncak-hujan-meteor-arietid-berlangsung-7-juni-2021-simak-wilayah-dan-waktu-terbaik-menyaksikannya
Ilustrasi hujan meteor. Puncak hujan meteor Arietid akan berlangsung pada dini hari 7 Juni 2021. (Sumber: NASA/Cheng Luo)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Hariyanto Kurniawan

SOLO, KOMPAS.TV - Berbagai fenomena astronomi berlangsung pada Juni 2021, mulai dari Gerhana Matahari Cincin hingga hujan meteor. Masyarakat dapat melihat puncak hujan meteor Arietid pada 7 Juni mendatang.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terus memantau hujan meteor Arietid. Hujan meteor ini sebenarnya telah berlangsung sejak 14 Mei hingga 24 Juni mendatang.

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging menerangkan, hujan meteor Arietid ini terletak di konstelasi Aries, tepatnya dekat bintang Botein (Delta Arietis).

Baca Juga: Bagaimana Proses Terjadinya Hujan Meteor? Ini Penjelasannya

Lapan menduga, hujan meteor Arietid ini berasal dari sisa debu asteroid Icarus dan komet periodik 96P/Machholz.

Meteor yang jatuh dan melewati atmosfer bumi ini berjumlah banyak, sehingga fenomena ini bernama hujan meteor.

“Hujan meteor bisa diamati dari wilayah Indonesia, biasanya dini hari,” beber Sungging, dilansir dari lapan.go.id.

Ketika puncak hujan meteor, masyarakat seluruh dunia dapat melihat hingga 50 meteor per jam. Namun, masyarakat di Indonesia hanya dapat melihat 19 atau 20 meteor per jam.

Sungging menyebut, masyarakat dapat menyaksikan fenomena hujan meteor ini dengan mata telanjang, tak perlu menggunakan teleskop.

Meski begitu, masyarakat yang tinggal di wilayah bersih polusi dapat lebih baik melihat hujan meteor Arietid.

"Yang penting gelap tanpa polusi cahaya," kata Sungging.

Mengutip express.co.uk, hujan meteor Arietid dapat terlihat paling baik menjelang fajar pada 7 Juni 2021.

Baca Juga: Daftar Daerah yang akan Dilintasi Gerhana Matahari Cincin 10 Juni 2021, Indonesia Termasuk?

“Kalau kamu ingin melihat hujan meteor Arietid, coba amati sebelum matahari terbit. Pancaran hujan meteor Arietid terlihat naik di arah timur sekitar 45 menit sebelum matahari terbit (Ini berlaku bagi pengamat baik di bagian Bumi utara maupun selatan),” beber Space Weather, lembaga pengamat antariksa dan cuaca Inggris, dikutip dari express.co.uk.

Menurut Space Weather, hujan meteor Arietid sebelum fajar akan terlihat melintas secara horizontal dekat cakrawala arah timur atau dinamakan “Earthgrazer”.

Masyarakat dapat melihat warna-warna berbeda saat hujan meteor, mulai merah hingga ungu. Berikut makna warna-warna meteor itu:

  • Merah, artinya meteor mengandung unsur nitrogen/oksigen
  • Kuning, artinya meteor mengandung unsur iron
  • Ungu, artinya meteor mengandung unsur kalsium
  • Oranye, artinya meteor mengandung unsur sodium
  • Cyan (biru kehijauan), artinya meteor mengandung unsur magnesium.

Selain hujan meteor, berikut sejumlah fenomena astronomi menarik selama Juni 2021.

7 Juni        : Puncak Hujan Meteor Arietid

8 Juni        : Apogee Bulan

10 Juni      : Gerhana Matahari Cincin

19-20 Juni : Hujan Meteor Ofiukid

21 Juni      : Titik Balik Matahari

Baca Juga: Viral Diduga Meteor Jatuh di Gunung Merapi, Ini Kata LAPAN

23 Juni      : Perige Bulan

24-25 Juni : Fase Bulan Purnama

27 Juni      : Hujan Meteor Bootid

27 Juni      : Hujan Meteor Scutid




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x